Cahaya Matahari Bisa Diredupkan untuk Kurangi Pemanasan Global?

Menurut penelitian yang dipublikasikan Nature Climate Change, pemblokiran sinar Matahari cukup menjanjikan tapi dengan porsi yang tidak terlalu banyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2019, 08:00 WIB
ilustrasi pemanasan global (AP/J David)
ilustrasi pemanasan global (AP/J David)

Liputan6.com, Jakarta - Solusi akan terselesaikannya pemanasan global, ternyata datang dari bidang perekayasaan kebumian atau geo engineer.

Hal tersebut berupa pemblokiran sinar Matahari yang masuk, sehingga suhu Bumi akan turun.

Menurut informasi yang dilansir Wired, hal ini adalah hal yang rumit. Pasalnya, umat manusia diharuskan menghadapi perubahan ekstrem dari berbagai hal, seperti perubahan pola curah hujan dan juga perubahan musim badai.

Namun, berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan Nature Climate Change, pemblokiran sinar Matahari cukup menjanjikan tapi dengan porsi yang tidak terlalu banyak.

Di sini, peran perekayasaan Bumi perlu dilakukan untuk tidak mengubah iklim alami yang telah ada di Bumi.

Cara pemblokiran Matahari ini dilakukan menggunakan model iklim resolusi tinggi. Hal ini dilakukan dengan dengan menggandakan konsentrasi karbondioksida di atmosfer.

Model tersebut digunakan untuk mengurangi sinar Matahari untuk mengimbangi peningkatan polusi karbon.


Konsekuensi Menghalau Sinar Matahari

Ketika matahari mati (0)
Ilustrasi permukaan Bumi yang membara dan mendidih. (Sumber iStock)

Dampaknya, jika perekayasaan bumi ini dimaksimalkan, suhu global memang akan turun.

Namun curah hujan, penguapan, dan siklon tropis akan terganggu. Curah hujan dan penguapan sendiri adalah komponen penting dari siklus hidrologi yang diandalkan manusia untuk air minum, pertanian, dan masih banyak lagi.

Sementara siklon tropis yang terganggu bisa berpengaruh kepada angin topan yang justru destruktif.

Meski demikian, perubahan iklim sendiri telah menyebabkan hujan yang lebih deras dan intensitas badai yang lebih tinggi. Tren ini makin naik jadi akan makin buruk ke depannya.

Sehingga, menggunakan perekayasaan dengan jumlah yang minimal disebut dapat mengurangi suhu dan memoderasi dampak buruk pada siklus hidrologi yang terjadi akibat perubahan iklim. Hal ini akan membuat intensitas siklon tropis akan berkurang juga.

Meski demikian dampak siklus hidrologi ini akan memburuk di beberapa tempat yang sebelumnya telah buruk, seperti di area Sahel di Afrika yang beriklim semi-arid yang perbedaan musim hujan dan kemarau yang sangat menyolok dan curah hujannya rendah.

Lepas dari itu semua, 'diredupkannya' matahari ini tentu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Hal ini merupakan salah satu wacana solusi yang terbaik, tapi risikonya juga tinggi. Perubahan iklim pun masih akan terus berjalan. 

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya