Matahari Ternyata Juga Berkeliling, Ini Penjelasannya

Saat matahari berpindah menjauh dari pusat galaksi, periode orbitnya pun ikut meningkat, membuat perjalanan keliling galaksi semakin lama.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 11 Apr 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 05:00 WIB
Ilustrasi tata surya, planet, benda langit.
Ilustrasi tata surya, planet, benda langit. (Image by brgfx on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu bahwa bukan hanya planet-planet yang mengelilingi matahari? Matahari juga sedang melakukan perjalanan panjang mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti.

Dalam skala kosmik, matahari bersama seluruh sistemnya melaju dengan kecepatan luar biasa dalam orbitnya mengelilingi galaksi. Lalu, apa sebenarnya yang menjadi pusat orbit matahari dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya?

Melansir laman Live Science pada Kamis (10/04/2025), matahari dan seluruh tata surya mengorbit pusat Galaksi Bima Sakti dengan kecepatan rata-rata sekitar 828.000 kilometer per jam. Meski dengan kecepatan luar biasa, matahari membutuhkan waktu sekitar 230 juta tahun untuk menyelesaikan satu putaran penuh mengelilingi pusat galaksi.

Periode ini disebut sebagai tahun galaksi atau galactic year. Pusat dari orbit ini adalah lubang hitam supermasif yang dikenal dengan nama Sagittarius A*, yang terletak di jantung Bima Sakti.

Lubang hitam ini memiliki massa sekitar 4 juta kali massa matahari dan menarik seluruh struktur galaksi dalam tarikan gravitasinya. Berbeda dengan orbit planet-planet yang cenderung stabil dan berbentuk elips rapi, jalur matahari melalui Bima Sakti jauh lebih kompleks.

Ia bergerak naik turun melewati bidang galaksi, terkadang mendekati lengan spiral lain, dan tidak selalu melalui jalur yang sama. Ketidakstabilan ini menyulitkan para ilmuwan untuk menghitung secara pasti berapa banyak orbit yang telah dilalui matahari sejak terbentuk.

Namun dengan menggunakan perhitungan matematis dan data astrofisika, para ahli memperkirakan bahwa matahari telah menyelesaikan sekitar 20 kali orbit penuh sejak terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Karena bumi terbentuk sekitar 100 juta tahun setelah matahari, artinya bumi telah ikut serta dalam sekitar 98 persen dari seluruh perjalanan kosmik tersebut.

Menariknya, orbit matahari ternyata tidak selalu berada pada posisi yang sekarang. Berdasarkan analisis kandungan kimia atau “logam” dalam matahari, para astronom menduga bahwa matahari mungkin terbentuk lebih dekat ke pusat galaksi, sekitar 16.300 tahun cahaya dari inti galaksi, dibandingkan dengan posisi saat ini yang berada pada jarak sekitar 26.100 tahun cahaya.

Migrasi ini bisa terjadi karena interaksi gravitasi dengan bintang-bintang lain, awan gas raksasa, atau gangguan dari lengan spiral galaksi. Proses migrasi ini tidak instan, melainkan terjadi dalam skala waktu miliaran tahun.

Saat matahari berpindah menjauh dari pusat galaksi, periode orbitnya pun ikut meningkat, membuat perjalanan keliling galaksi semakin lama. Menariknya, dalam perjalanan panjang ini, matahari dan tata surya kita juga berinteraksi dengan berbagai fenomena galaksi, mulai dari awan gas antarbintang, radiasi kosmik, hingga kemungkinan bertemu dengan bintang lain atau bahkan sistem planet lain.

Setiap perjalanannya meninggalkan jejak dalam sejarah tata surya, mungkin bahkan berdampak pada evolusi kehidupan di Bumi.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya