AWS Akan Buka Infrastruktur di Indonesia

Infrastruktur yang akan berada di Jakarta tersebut terdiri dari tiga zona ketersediaan pada saat peluncuran.

oleh Iskandar diperbarui 04 Apr 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 17:00 WIB
AWS
Suasana ajang AWS re:Invent 2017 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Liputan6.com/ Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Amazon Web Services (AWS) akan membuka region infrastruktur di Indonesia pada akhir 2021 atau awal 2022. Infrastruktur yang akan berada di Jakarta tersebut terdiri dari tiga zona ketersediaan pada saat peluncuran.

Region infrastruktur ini juga akan menjadi AWS Region ke-9 di Asia Pasifik, bergabung dengan region yang sudah ada di Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapura, Sydney, Tokyo, dan di Hong Kong SAR yang segera dibuka.

Sebagai informasi, AWS telah menghadirkan 61 zona ketersediaan di 20 region infrastruktur di seluruh dunia, dengan 12 zona ketersediaan lagi di empat AWS Region di Bahrain, Hong Kong SAR, Italia, dan Afrika Selatan yang akan online pada semester pertama 2020.

"Cloud memiliki kekuatan untuk mentransformasi perusahaan, lembaga pendidikan dan badan pemerintah di seluruh Indonesia, dan dengan satu region AWS baru hadir di Asia Pasifik, kami berharap dapat membantu mempercepat transformasi tersebut,” kata Peter DeSantis, Vice President of Global Infrastructure and Customer Support AWS dalam keterangannya, Kamis (4/4/2019).

Peter menuturkan langkah ini akan mendukung ekosistem startup yang tumbuh pesat, perusahaan-perusahaan besar dan badan-badan pemerintah dengan membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan dan perusahaan di sektor teknologi, serta mendorong ekonomi nasional.

"Juga memungkinkan perusahaan-perusahaan di berbagai sektor untuk menurunkan biaya, meningkatkan kelincahan, dan meningkatkan fleksibilitas. Kami senang AWS menjadi bagian yang berarti dalam perjalanan ini,” ucapnya menambahkan.

 

Dongkrak Kinerja Startup hingga Perusahaan Besar

Amazon
Suasana ajang AWS Summit Singapore 2018 yang diadakan di Singapore Expo, Singapura, Rabu (5/4/2018). Liputan6.com/Jeko I.R.

Setiap AWS Region terdiri dari beberapa zona ketersediaan, yang merupakan infrastruktur teknologi di lokasi geografis yang masing-masing berdiri sendiri dan terpisah satu-sama lain dengan jarak yang cukup jauh. 

Hal itu diklaim bisa mengurangi risiko satu kejadian akan berdampak pada kontinuitas bisnis, tapi cukup dekat untuk menghasilkan latensi yang rendah untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketersediaan yang tinggi.

Setiap zona ketersediaan memiliki pasokan daya, pendinginan dan keamanan fisik yang independen dan terhubung melalui jaringan alternatif dengan latensi ultra rendah.

Para pelanggan AWS yang memfokuskan pada ketersediaan tinggi dapat merancang aplikasi-aplikasi mereka agar dapat berjalan di beberapa zona ketersediaan, sehingga kemungkinan aplikasi down menjadi jauh lebih kecil (fault-tolerance lebih besar).

Selain itu, berbagai organisasi di Indonesia dari startup hingga perusahaan besar dan sektor publik akan memiliki infrastruktur di dalam negeri untuk dapat memanfaatkan teknologi-teknologi canggih dari penyedia cloud terdepan di dunia dengan jajaran paket layanan cloud yang paling luas dan paling komprehensif.

Beberapa di antaranya termasuk analitik, kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), machine learning, layanan mobile, infrastruktur TI serverless, dan masih banyak lagi.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya