Liputan6.com, Batam - Dua tahun lalu, Xiaomi secara resmi mengumumkan kemitraannya dengan PT Sat Nusapersada (Sat Nusa) untuk merakit smartphone yang dirilis di Indonesia.
Salah satu ponsel pintar Xiaomi yang saat ini sedang dirakit di Sat Nusa adalah Redmi Note 7.
Advertisement
Baca Juga
Karena permintaan Redmi Note 7 yang membeludak di pasaran, Sat Nusa dan Xiaomi memutuskan untuk menambah tiga line khusus perakitan.
Tak hanya ingin memenuhi permintaan di pasaran, penambahan ini dikarenakan proses perakitan smartphone terbaru Xiaomi itu lebih panjang ketimbang sebelumnya.
"Proses perakitan Redmi Note 7 ini merupakan paling panjang di dalam sejarah Xiaomi," ucap GM PT Sat Nusapersada, Alex Candra, di Batam baru-baru ini.
Ia menambahkan, alasan proses perakitan lebih panjang dikarenakan Redmi Note 7 hadir dengan tiga kamera. "Karena ada tiga kamera, kita harus mengujinya satu per satu," tandasnya.
Selain menambah line produksi, Sat Nusa juga menambah jam proses perakitan dari Senin hingga Sabtu selama 24 jam, dan menambah jumlah pekerja.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Awal Proses Produksi
Sebelum mulai dipasarkan, semua smartphone Xiaomi harus menjalani proses produksi yang panjang dengan serangkaian tahapan uji coba.
Dijelaskan, setiap smartphone melewati pengecekan dan verifikasi material, perakitan (assembly), pengetesan fungsi smartphone, dan diakhiri dengan pengepakan (packing).
Setiap proses ini juga diikuti oleh prosedur quality control yang ketat dan proses uji coba untuk memastikan ponsel pintar yang diterima para pengguna berada dalam kondisi terbaik.
"Beberapa proses dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, ambil contoh pemasangan kamera di smartphone. Kami membuat booth khusus agar tidak ada debu saat proses pemasangan," jelas Alex.
Â
Advertisement
Diuji Selama 6 Jam
"Saat menguji baterai, kita lakukan selama 6 jam. Setelah itu masuk ke dalam mesin P2I untuk menguji ketahanan terhadap percikan air," jelas Alex
Adapun P2I kependekan dari prevent, protect, dan improve. Pada proses ini, smartphone dikeringkan selama dua jam, lalu disemprotkan cairan kimia untuk mencegah air masuk ke dalam bodi.
Setelah melalui proses yang panjang, Redmi Note 7 pun siap dikemas. Sebelum itu, setiap smartphone terlebih dahulu diinstal MIUI.
Setelah semua lengkap, kotak kemas Redmi Note 7 pun dilaminasi dan dimasukkan ke dalam satu kardus yang dapat menampung 20 kotak ponsel.
Selesai, Redmi Note 7 pun siap dikirim ke distributor untuk dijual ke konsumen di berbagai kota di Indonesia.
(Ysl/Jek)