Balas Pesan Pakai Emoji, Pegawai Ini Dipecat

Emoji yang biasanya digunakan untuk membuat chat lebih ekspresif justru tidak bermakna demikian di mata bos wanita satu ini

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Jun 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2019, 08:00 WIB
Balas Pesan Pakai Emoji, Pegawai Ini Dipecat
Emoji yang biasanya digunakan untuk membuat chat lebih ekspresif justru tidak bermakna demikian dimata bos wanita satu ini

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang kamu pikiran kalau ada karyawan yang dipecat dari perusahaan? Mungkin kinerjanya kurang memuaskan atau ada perampingan divisi di tempat dirinya bekerja.

Tapi, bagaimana jadinya kalau seorang pegawai dipecat bosnya hanya karena membalas pesan dengan emoji?

Dilansir South China Morning Post, Sabtu (22/6/2019), emoji yang biasanya digunakan untuk membuat chat lebih ekspresif justru tidak bermakna demikian di mata bos wanita satu ini.

Ceritanya, si bos yang diketahui manager bar di Changsha, Hunan, Tiongkok ini men-tag si wanita di grup kerja WeChat minggu lalu. Dia menyuruh pegawainya untuk mengirimkan dokumen rapat.

Si wanita kemudian membalas pesan tersebut dengan emoji OK. Lalu, sang manager membalasnya seperti ini, "Kau harus membalas pesan teks dengan teks. Kamu tidak tahu aturannya? Seperti inikah caramu menerima pesan?".

Beberapa menit setelah meradang, si bos langsung menghubungi tim HRD dan minta dibuatkan surat PHK untuk pegawai malang itu.

"Aku bekerja selama bertahun-tahun dan aku baru mendapatkan perlakuan tidak masuk akal pertama kalinya. Aku dapat mengendalikan emosiku, jadi aku tidak akan membalas," ungkap pegawai yang tidak disebutkan namanya itu.

 


Harus Jawab

WeChat
WeChat (crackberry.com)

Beberapa pegawai di situ juga merasa kalau sikap managernya sudah cukup keterlaluan, ditambah setelah insiden itu, sang manager membuat pengumuman kalau seluruh pegawai harus menggunakan "Roger" ketika membalas pesan.

Screenshot percakapan itu viral di situs microblogging Weibo dengan jumlah views sekitar 280 juta. Beragam komentar juga tertuai dari kejadian ini.

Seperti "Alasan apapun dianggap valid kalau bosmu memang ingin memecatmu", "Kalau boleh jujur, aku tidak akan pernah membalas pesannya", dan "Aku pikir pemimpin yang baik harus mengerti kalau tiap orang punya gaya berkomunikasi yang berbeda".

Hal ini bukan pertama kali terjadi di Tiongkok. Awal bulan ini, seorang karyawan ditegur karena membalas "Um" dalam aksara Tiongkok yang bermakna, "Ya". Dia ditegur karena tidak disiplin dan tidak punya sopan santun di WeChat.

(Tik/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya