Liputan6.com, Jakarta - Telegram berencana untuk meluncurkan platform blockchain sendiri yaitu Telegram Open Network (TON) dan juga cryptocurrency bernama Gram, yang dapat digunakan untuk pembayaran dalam aplikasi chat.
Mengutip laman TechCrunch, Jumat (16/8/2019), TON akan menjadi blockchain baru 'generasi ketiga' dengan kemampuan superior, setelah Bitcoin dan Ethereum.
Peluncuran jaringan baru Telegram ini kabarnya akan didanai Initial Coin Offering (ICO) besar-besaran yang akan mencakup pra-penjualan pribadi.
Advertisement
Baca Juga
Pra-penjualan ini dapat mencapai ratusan juta dolar, yang akan menjadikan ICO Telegram yang terbesar sepanjang masa. Tahun lalu, proyek ini bahkan diseut-sebut telah meraup dana investasi hingga US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 24 triliun.
Para investor ritel dapat membeli GRAM melalui Tokenomy, salah satu startup blockchain di Asia Tenggara yang telah banyak mendorong berbagai inovasi blockchain.
"Dalam kerjasama kami dengan Tokenomy, kami dengan senang hati menawarkan kepada 260 juta pengguna, akses istimewa dalam ekosistem TON," kata Dongbeom Kim, CEO dari Gram Asia.
Penjualan publik GRAM akan dimulai di Tokenomy Launchpad pada 19 Agustus dan akan berlangsung selama kurang lebih dua minggu.
Ingin Jadi Super App
Melalui terobosan blockchain ini, Telegram bertujuan menjadi super app yang multifungsi, tak hanya memfasilitasi layanan pengirim pesan.
GRAM diramalkan banyak pihak akan menjadi salah satu aset digital terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, serta berpotensi menjadi aset digital yang paling banyak diadopsi di dunia dengan peluncuran TON ke 260 juta pengguna aktif Telegram di dunia saat ini.
GRAM juga digadang-gadang akan berfungsi sebagai terobosan ekonomi kreatif melalui aplikasi Telegram.
(Isk/Ysl)
Advertisement