Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp merupakan salah satu aplikasi chatting paling populer di dunia. Namun ternyata masih ada pengguna smartphone yang tidak memakainya, salah satunya adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (24/1/2020), keputusan ini diambil setelah salah satu ahli PBB menyebut Arab Saudi menggunakan aplikasi chatting itu meretas smartphone CEO Amazon, Jeff Bezos.
Menurut seorang ahli di PPB, informasi yang diperoleh mengarah pada campur tangan pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salam, pada serangan siber ke bos Amazon tersebut pada 2018. Karenanya, sejak 2019, PBB tidak menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi.
Advertisement
Baca Juga
"Pejabat PPB sudah diminta untuk tidak menggunakan WhatsApp, sebab aplikasi itu dianggap tidak didukung mekanisme keamanan yang cukup," tutur juru bicara PBB Farhan Haq saat ditanya kemungkinan Sekretaris Jendral PPB, Antonio Guterres, berkomunikasi dengan pimpinan negara lain via WhatApp.
Meski disebut sudah tidak lagi digunakan pejabat PPB, WhatsAp mengatakan aplikasinya sudah didukung sistem keamanan mumpuni untuk melindungi lebih dari 1,5 miliar pengguna.
"Teknologi enkripsi yang kami kembangkan bersama Signal sangat diapresiasi ahli keamanan dan tetap menjadi teknologi terbaik yang tersedia untuk orang-orang di seluruh," tutur Direktur Komunikasi Carl Woog.
Perlu diketahui, peretasan smartphone Jeff Bezos ini diketahui terjadi pada 2018. Peretasan ini terjadi setelah Bezos menerima pesan WhatsApp yang ternyata dikirim dari akun pribadi putra mahkota Arab Saudi.
Cara Peretasan Smartphone Bezos
File jahat itu lantas menyusup ke smartphone milik pemilik bisnis Amazon tersebut. Demikian menurut hasil forensik digital yang telah dilakukan.
Analis menemukan bahwa penyusupan ke smartphone milik orang terkaya ini dipicu oleh sebuah video yang dikirimkan dari akun pangeran Mohammed ke Jeff Bezos.
Keduanya memang dikabarkan kerap bertukar pesan lewat WhatsApp. Menurut sumber anonim The Guardian, file video itu dikirimkan pada 1 Mei 2018.
Parahnya, data-data dalam jumlah sangat banyak diretas dari smartphone Bezos, hanya dalam waktu beberapa jam. Sayangnya, tidak diketahui data-data apa saja yang telah dicuri dari Bezos.
Advertisement
Bawa-Bawa Kasus Pembunuhan Jurnalis Khashoggi
Jika benar Pangeran Arab memiliki keterlibatan personal dengan kasus peretasan smartphone milik Bezos ini, investor saham dan para pelaku bisnis digital bakal sangat terkejut.
Temuan baru tentang peretasan smartphone Bezos ini mungkin juga menjelaskan bagaimana tabloid AS National Enquirer bisa mempublikasikan kisah perselingkuhan Bezos dan kehidupan pribadinya, sembilan bulan setelah peretasan.
Tak hanya itu, peretasan ini juga membuat publik makin bertanya-tanya tentang kaitan antara pangeran dan orang-orang terdekatnya dengan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Kashoggi merupakan jurnalis The Washington Post yang dibunuh pada Oktober 2018, lima bulan setelah dugaan peretasan smartphone milik Bezos, sang pemilik koran The Washington Post.
Sementara itu, pihak Arab Saudi mengelak mereka telah menarget smartphone milik Bezos. Selain itu, Arab Saudi juga bersikeras, pembunuhan Khashoggi merupakan imbas dari "operasi yang jahat".
Pada bulan Desember, pengadilan Saudi pun memutuskan delapan orang bersalah terkait dengan pembunuhan itu.
Terlepas dari itu, ahli forensik digital mulai memeriksa smartphone milik Bezos setelah publikasi-publikasi buruk dan skandal kehidupan pribadi sang miliarder.
(Dam/Ysl)