Liputan6.com, Jakarta - TikTok meluncurkan akun bernama "TikTok Tips" di platform-nya guna meningkatkan keamanan, keselamatan, dan menebarkan vibes positif ke pengguna.
Mengutip laman Social Media Today, Senin (17/2/2020). TikTok Tips ini menggunakan influencer yang memberikan pesan kepada pengguna lainnya dalam pembuatan video pendek .
Advertisement
Baca Juga
Sejauh ini challenge yang hadir di TikTok memang banyak dan berbagai macam, namun tidak sedikit challenge yang kian menantang dicemaskan akan membahayakan pengguna. Ini adalah salah satu alasan mengapa akun ini dibuat.
Selain itu, akun ini juga mengingatkan pengguna yang terlalu sering membuat video TikTok untuk lebih berinteraksi dengan lingkungan.
Hal ini ditakutkan, orang yang terlalu sering membuat video TikTok nantinya tidak berinteraksi dengan lingkungannya.
Kebijakan ini juga menghindari pengguna dari pelechan atau cyberbullying berdasarkan kondisi fisik atau mental mereka.
Lawan Perundungan Siber
Sebelumnya, TikTok bekerja sama dengan komunitas anti bullying (perundungan) Sudah Dong meluncurkan panduan bertajuk "Sama Sama Aman, Sama Sama Nyaman". Panduan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan internet yang aman bagi semua pengguna.
Panduan ini sesuai dengan fokus TikTok pada 2020 untuk melawan perundungan siber. Lingkungan internet yang aman diharapkan dapat membuat pengguna internet lebih nyaman berekspresi di ranah internet.
Peluncuran kampanye #SamaSamaNyaman ini sekaligus dalam rangka merayakan Hari Safer Internet Day (Hari Internet Aman Sedunia). Selain menghadirkan panduan, TikTok juga bekerja sama dengan sejumlah kreator untuk mengunggah video yang mengkampanyekan anti perundungan siber, dan dapat dilihat melalui tagar #SamaSamaNyaman.
"Fokus TikTok pada tahun ini adalah untuk mengatasi cyber bullying. Ini merupakan salah satu isu yang paling penting saat ini," ungkap Head of Public Policy TikTok Indonesia, Donny Eryastha, dalam acara peluncuran kampanye #SamaSamaNyaman di kawasan Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Baca Juga
Mengutip hasil riset Polling Indonesia bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI), sekira 49 persen warganet pernah menjadi sasaran perundungan di media sosial.
Angka tersebut diperoleh dari hasil survei yang dilakukan kepada warganet di Indonesia selama periode Maret hingga April 2019. Data ini dinilai menggambarkan pentingnya bagi warganet, terutama anak muda, untuk melindungi diri dari perundungan siber.
Panduan anti perundungan ini dapat diakses melalui website Sudah Dong di www.sudahdong.com. TikTok dan Sudah Dong membagikan sejumlah langkah yang bisa dilakukan warganet untuk melawan perundungan, termasuk dari sisi korban atau upstander.
"Di dalam panduan ini berisi tips-tips praktis tentang apa yang harus dilakukan ketika menjadi korban, atau yang membela korban seperti upstander. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan ada di dalam panduan ini," tutur Doni.
Â
Advertisement
Sudah Dong dan Pemerintah
Perwakilan komunitas Sudah Dong, Adiyat Yori Rambe, menekankan pentingnya panduan dan edukasi untuk melawan perundungan. Terlebih lagi aksi perundungan kerap berlanjut ke media sosial.
Hal tersebut salah satunya bisa dilihat dari laporan yang masuk ke Sudah Dong "Dari total laporan yang kami terima, 80 persen kasusnya itu terkait perundungan siber dalam satu hingga dua tahun terakhir ini," kata Yori.
Oleh sebab itu, ia menyambut baik kerja sama dengan TikTok ini. Ia pun berharap akan lebih banyak kerja sama berbagai pihak untuk bisa mengatasi masalah perundungan.
Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, mengatakan panduan ini bisa menjadi salah satu bahan edukasi bagi masyarakat mengenai perundungan siber. Pemerintah sendiri terus melakukan berbagai upaya agar ranah internet bersih dari konten negatif, termasuk menggunakan mesin pengais konten negaitf (AIS).
"Kami mengimbau orang untuk tidak melakukan perundungan ini. Selain itu, edukasi juga tidak hanya diberikan agar tidak menjadi korban, tapi persiapan untuk menghadapinya," ungkap pria yang akrab disapa Nando tersebut.
(Fitriah Nurul Annisa/Isk)