Lawan Perundungan Siber, TikTok Hadirkan Kampanye Sama-Sama Nyaman

TikTok bekerja sama dengan komunitas anti bullying (perundungan) Sudah Dong meluncurkan panduan bertajuk "Sama Sama Aman, Sama Sama Nyaman".

oleh Andina Librianty diperbarui 11 Feb 2020, 14:08 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2020, 14:08 WIB
TikTok
TikTok hadirkan kampanye sama sama nyaman dan lawan perundungan siber. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Liputan6.com, Jakarta - TikTok bekerja sama dengan komunitas anti bullying (perundungan) Sudah Dong meluncurkan panduan bertajuk "Sama Sama Aman, Sama Sama Nyaman". Panduan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan internet yang aman bagi semua pengguna.

Panduan ini sesuai dengan fokus TikTok pada 2020 untuk melawan perundungan siber. Lingkungan internet yang aman diharapkan dapat membuat pengguna internet lebih nyaman berekspresi di ranah internet.

Peluncuran kampanye #SamaSamaNyaman ini sekaligus dalam rangka merayakan Hari Safer Internet Day (Hari Internet Aman Sedunia). Selain menghadirkan panduan, TikTok juga bekerja sama dengan sejumlah kreator untuk mengunggah video yang mengkampanyekan anti perundungan siber, dan dapat dilihat melalui tagar #SamaSamaNyaman.

"Fokus TikTok pada tahun ini adalah untuk mengatasi cyber bullying. Ini merupakan salah satu isu yang paling penting saat ini," ungkap Head of Public Policy TikTok Indonesia, Donny Eryastha, dalam acara peluncuran kampanye #SamaSamaNyaman di kawasan Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Mengutip hasil riset Polling Indonesia bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI), sekira 49 persen warganet pernah menjadi sasaran perundungan di media sosial.

Angka tersebut diperoleh dari hasil survei yang dilakukan kepada warganet di Indonesia selama periode Maret hingga April 2019. Data ini dinilai menggambarkan pentingnya bagi warganet, terutama anak muda, untuk melindungi diri dari perundungan siber.

Panduan anti perundungan ini dapat diakses melalui website Sudah Dong di www.sudahdong.com. TikTok dan Sudah Dong membagikan sejumlah langkah yang bisa dilakukan warganet untuk melawan perundungan, termasuk dari sisi korban atau upstander.

"Di dalam panduan ini berisi tips-tips praktis tentang apa yang harus dilakukan ketika menjadi korban, atau yang membela korban seperti upstander. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan ada di dalam panduan ini," tutur Doni.

 

Sudah Dong dan Pemerintah

ilustsrasi aplikasi TikTok. (iStockphoto)

Perwakilan komunitas Sudah Dong, Adiyat Yori Rambe, menekankan pentingnya panduan dan edukasi untuk melawan perundungan. Terlebih lagi aksi perundungan kerap berlanjut ke media sosial.

Hal tersebut salah satunya bisa dilihat dari laporan yang masuk ke Sudah Dong "Dari total laporan yang kami terima, 80 persen kasusnya itu terkait perundungan siber dalam satu hingga dua tahun terakhir ini," kata Yori.

Oleh sebab itu, ia menyambut baik kerja sama dengan TikTok ini. Ia pun berharap akan lebih banyak kerja sama berbagai pihak untuk bisa mengatasi masalah perundungan.

Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, mengatakan panduan ini bisa menjadi salah satu bahan edukasi bagi masyarakat mengenai perundungan siber. Pemerintah sendiri terus melakukan berbagai upaya agar ranah internet bersih dari konten negatif, termasuk menggunakan mesin pengais konten negaitf (AIS).

"Kami mengimbau orang untuk tidak melakukan perundungan ini. Selain itu, edukasi juga tidak hanya diberikan agar tidak menjadi korban, tapi persiapan untuk menghadapinya," ungkap pria yang akrab disapa Nando tersebut.

(Din/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya