Aplikasi Kencan Gay Grindr Bakal Dijual

Perusahaan gaming asal Tiongkok, Beijing Kunlun Tech, dilaporkan akan segera menjual aplikasi kencan gay bernama Grindr.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Mar 2020, 09:57 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2020, 09:57 WIB
Benarkah Aplikasi Kencan Online Bisa Mencari Pasangan Hidup?
Apa benar, aplikasi kencan online semacam Tinder bisa mempertemukan penggunanya dengan jodoh hingga ke jenjang pelaminan?

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan gaming asal Tiongkok, Beijing Kunlun Tech, dilaporkan akan segera menjual aplikasi kencan gay bernama Grindr. Menurut sumber, aplikasi tersebut akan dijual kepada sekelompok investor.

Dilansir Reuters, Minggu (8/3/2020), langkah ini dilakukan setelah panel pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta Kunlun untuk mendivestasikan atau melepaskan sahamnya di Grindr. Kunlun merupakan pemilik Grindr sejak 2016.

Panel yang dijuluki sebagai Committe on Foreign Investment in the United States (CFIUS) itu mengkhawatirkan informasi pribadi jutaan orang AS, seperti pesan dan status HIV, berisiko jatuh ke tangan yang salah.

Menurut tiga orang sumber, salah satu investor yang menjadi kandidat terkuat mengakuisisi Grindr adalah James Lu.

Ia merupakan mantan eksekutif raksasa mesin pencari Tiongkok, Baidu. Identitas investor lain dalam konsorsium tersebut belum diketahui.

 

Harga Kesepakatan

Sejarah Bendera Pelangi, Simbol Bagi Para LGBT Seluruh Dunia
Bendera lambang komunitas LGBT

Harga kesepakatan sejauh ini belum diketahui. Namun, negosiasi selama proses penjualan berdasarkan valuasi Grindr sekira USD 500 juta.

Pihak Grindr menolak berkomentar, sementara Kunlu dan Lu belum memberikan pernyataan terkait laporan ini.

Grindr berbasis di West Hollywood, California, AS. Aplikasi ini memiliki lebih dari 4,5 juta pengguna aktif harian, dan menggambarkan layanannya sebagai aplikasi jejaring sosial untuk gay, biseksual, transgender, dan queer terbesar di dunia.

 

Akuisisi

LGBT atau GLBT Lesbian Gay Biseksual dan Transgender
Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Kunlun pertama kali mengakuisisi 60 persen saham Grindr pada 2016 senilai USD 93 juta. Saat itu, CFIUS fokus pada masalah keamanan nasional tradisional, seperti penggunaan teknologi untuk berbagai aplikasi militer.

Kemudian Kunlun membeli sisa saham Grindr pada 2018. Pada tahun yang sama, CFIUS yang meneliti akuisisi asing terhadap perusahaan-perusahaan AS, mulai memantau Grindr untuk melihat kemungkinan peningkatan risiko keamanan nasional.

Setelah berdiskusi dengan CFIUS, Kunlun pada Mei 2019 mengatakan akan mendivestasikan Grindr pada Juni 2020.

Intervensi CFIUS dalam kesepakatan Grindr menggarisbawahi fokusnya pada keamanan data pribadi, setelah memblokir akuisisi perusahaan pengiriman uang MoneyGram Interntional Inc, dan perusahaan pemasaran mobile AppLovin oleh para penawar asal Tiongkok.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya