Liputan6.com, Jakarta - Tokopedia baru saja diserang hacker, yang mana menyebabkan data kredensial sekitar 91 juta akun pengguna dan 7 juta akun merchant bocor.
Jika sebuah perusahaan, misalnya seperti Tokopedia, dibobol hacker, kira-kira apa dampak bagi karyawan dan pelanggan?
Advertisement
Survei Risiko Keamanan TI Kaspersky baru-baru ini menemukan informasi pribadi pelanggan lebih sering terlibat dalam pelanggaran data (data breaches) daripada jenis data perusahaan (korporat) lainnya.
Advertisement
Kebocoran data semacam ini, menurut Kaspersky, Senin (4/5/2020), dapat menyebabkan kerugian reputasi dan finansial, serta hukuman regulasi jika tidak ditanggulangi dengan tepat.
Baca Juga
Akan tetapi, jika pemrosesan data ditangani secara efektif, kerusakan dari potensi pelanggaran data pelanggan dapat dikurangi secara signifikan.
Sementara itu, laporan Kaspersky terbaru yang bertajuk “Taking care of corporate security and employee privacy: why cyber-protection is vital for both businesses and their staff”, menyoroti 'sisi kemanusiaan' dari insiden keamanan siber.
Laporan ini membahas dampak dan kerugian yang dihadapi karyawan akibat pelanggaran yang terjadi. Sekitar sepertiga dari karyawan perusahaan (30%) yang terlibat setelah insiden melewatkan acara pribadi yang penting, harus bekerja di malam hari (32%), bahkan mengalami stres tambahan (33%).
Seperempat dari mereka bahkan harus membatalkan liburan (27%). Sementara risiko pelanggaran data akan selalu ada, organisasi perlu menjaga keamanan data di bawah kendali sehingga insiden tidak berdampak negatif terhadap kondisi karyawan dan reputasi bisnis, terutama selama pandemi Covid-19.
Tim IT Harus Bergerak
Jika terjadi pelanggaran data, seluruh tim keamanan TI harus menyelidiki insiden tersebut, membersihkan dan memperbaiki sistem, serta mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan ini terulang.
Akibatnya, sepertiga manajer harus bekerja lembur di tempat kerja (33% untuk UKM dan 32% untuk perusahaan). Hal ini juga dapat menyebabkan pekerjaan lain tertunda dan tenggat waktu yang pendek pada lebih dari seperempat UKM (27%) dan perusahaan (26%).
Juga hilangnya kesempatan untuk merayakan acara penting bersama, seperti ulang tahun orangtua atau makan malam dengan pasangan, seperti yang dialami oleh sebanyak 20% profesional TI di UKM dan 30% di perusahaan.
Advertisement
29 Perusahaan Sulit Menarik Pelanggan Baru Usai Kena Bobol
Cara perusahaan menyimpan dan menggunakan data pelanggan memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan reputasinya.
Namun, penelitian Kaspersky menunjukkan bahwa informasi pribadi yang dapat diidentifikasi adalah jenis data yang paling sering ditargetkan di antara para pelaku kejahatan siber (40%).
Akibatnya, sebanyak 29% perusahaan yang disurvei mengalami masalah untuk menarik pelanggan baru setelah pelanggaran data terjadi.
Untuk membantu para pelanggan mengelola pemrosesan data dengan lebih baik, Kaspersky telah menambahkan General Data Protection Regulation (GDPR) dan kursus data konfidensial ke platform pembelajaran kesadaran siber dunia maya untuk bisnis.
Selain itu, untuk membantu perusahaan memastikan bahwa kerja jarak jauh tidak menimbulkan bahaya keamanan bagi bisnis mereka, Kaspersky telah memperkenalkan modul gratis untuk keamanan-keamanan dasar bekerja dari rumah.
Kursus tentang data konfidensial mencakup aturan umum seputar penanganan informasi sensitif, termasuk data pribadi, rahasia dagang, atau dokumen internal yang tidak dapat diungkapkan secara eksternal.
Topik baru ini akan memberi para personel keahlian yang dibutuhkan untuk bekerja menggunakan sumber informasi tersebut dan membantu mereka belajar bagaimana meminimalkan kerusakan jika terjadi kebocoran data.
(Isk/Ysl)