Aplikasi VivaVideo Berbahaya, Bisa Akses Data Smartphone Pengguna

VivaVideo yang ada di Android dan sudah diunduh lebih dari 100 juta kali ini disebut-sebut merupakan aplikasi mata-mata asal Tiongkok.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Jun 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 13:30 WIB
VivaVideo
Aplikasi VivaVideo besutan QuVideo yang dilaporkan mampu curi informasi pengguna (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi edit video VivaVideo ternyata menyimpan bahaya bagi penggunanya.

Berdasarkan laporan VPNpro, VivaVideo yang ada di Android dan sudah diunduh lebih dari 100 juta kali ini disebut-sebut merupakan aplikasi mata-mata asal Tiongkok.

Mengutip Security Magazine, Senin (8/6/2020), VivaVideo rupanya meminta izin-izin berbahaya dari smartphone pengguna.

Izin yang diminta antara lain membaca dan menulis file ke driver eksternal dan membaca lokasi pengguna. Padahal aplikasi edit video tak membutuhkan izin-izin tersebut untuk bisa berfungsi.

VPNpro juga menyebut, VivaVideo memiliki riwayat malware. Pada 2017, VivaVideo masuk dalam daftar 40 aplikasi software yang dicurigai oleh militer India. Para pengguna disarankan untuk menghapusnya.

Sekadar informasi, aplikasi VivaVideo dikembangkan oleh QuVideo, sebuah perusahaan Tiongkok yang bermarkas di Hangzhou.

VPNpro menemukan total 5 aplikasi berbahaya yang dikembangkan oleh QuVideo, di antaranya ada VivaVideo berbayar, SlidePlus, VivaCut, dan Tempo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aplikasi VidStatus Juga Berbahaya

Ilustrasi Android, Robot Android
Ilustrasi Android, Robot Android. Kredit: Google

Di luar itu, VPNpro juga menemukan bahwa QuVideo memiliki aplikasi edit video yang populer di India. Aplikasi yang dimaksud adalah VidStatus yang kini diunduh 50 juta kali di Google Play.

VidStatus merupakan tool video status untuk WhatsApp. Aplikasi ini meminta 9 izin berbahaya dari perangkat pengguna. Misalnya saja izin GPS, kemampuan membaca status ponsel, membaca kontak, hingga riwayat panggilan.

Aplikasi ini juga diidentifikasi sebagai malware oleh Microsoft. Pasalnya di dalamnya terdapat Trojan yang diketahui bernama AndroidOS/ AndroRat.

Trojan jenis ini bisa mencuri data perbankan pengguna, informasi PayPal, hingga cryptocurrency.

Tidak berhenti sampai situ, rupanya VidStatus juga berhubungan dengan aplikasi video lainnya. Aplikasi-aplikasi ini memiliki APK, website, dan struktur URL yang sama dengan milik QuVideo.


Pengguna Diminta Berhenti Pakai VivaVideo

6 Aplikasi Iseng yang Jadi Terkenal di Google Playstore
Beberapa aplikasi ini dibuat karena iseng-iseng lho tapi ternyata mendapat respon yang tak terduga dari para pengguna Android.

Pengguna pun diminta untuk menghentikan penggunaan aplikasi VivaVideo dan semua aplikasi yang terafiliasi dengan QuVideo.

Senio Manager di perusahaan Solusi Keamanan Lookout Hank Schless mengatakan, banyaknya izin yang diminta oleh aplikasi, termasuk yang tidak dibutuhkannya, bisa melanggar regulasi privasi.

"Masalahnya, orang-orang jarang meninjau izin yang diminta oleh aplikasi sebelum membagikan data pribadi dengan pengembang," tutur Schless.

Padahal, bagi pengguna individual dan bisnis, harus ada keamanan pada perangkat yang memberikan tampilan tunggal aplikasi yang memiliki akses ke data pribadi.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya