Liputan6.com, Jakarta - Huawei buka suara terkait laporan yang menyebutkan Inggris tak akan memakai teknologi mereka untuk jaringan 5G di negara tersebut. Perusahaan menegaskan masih membuka ruang diiskusi dengan pemerintah Inggris terkait penggunaan teknologinya.
Vice President Huawei, Victor Zhang, menyatakan akan mengambil berbagai langkah dalam mengatasi pembatasan yang diusulkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Baca Juga
"Saat ini kami bekerja sama secara dekat bersama-sama dengan para pelanggan kami mengambil langkah-langkah dalam mengatasi batasan yang diusulkan oleh Amerika Serikat, sehingga Inggris bisa menjaga posisi kepemimpinannya saat ini dalam penerapan teknologi 5G. Sebagaimana komitmen kami, kami masih terbuka untuk berdiskusi dengan pemerintah Inggris," ujar Zhang dalam keterangannya pada Rabu (8/7/2020).
Zhang menilai masih terlalu dini untuk menyatakan dampak dari pembatasan tersebut. Dia pun menganggap hal tersebut tidak ada kaitannya dengan keamanan, tapi lebih pada soal posisi pasar.
Dia menegaskan semua produk serta solusi Huawei menggunakan teknologi dan komponen-komponen yang telah diawasi ketat oleh pemerintah Inggris.
"Teknologi kami telah digunakan secara luas dalam jaringan 5G di seluruh negeri, dan telah membantu masyarakat di sana untuk tetap terhubung selama penerapan lockdown," tutur Zhang menegaskan.
Inggris Bakal Hapus Teknologi Huawei di Jaringan 5G
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, beberapa hari lalu dilaporkan akan mulai menghilangkan penggunaan teknologi Huawei di jaringan 5G Inggris. Hal ini dilaporkan oleh media setempat The Daily Telegraph.
Dikutip dari Reuters, pemerintah Inggris disebut sedang menyusun proposal untuk berhenti memasang peralatan teknologi baru Huawei di jaringan 5G dalam waktu enam bulan. Selain itu, Inggris juga akan mempercepat penghapusan teknologi Huawei yang sudah digunakan.
Langkah baru ini dilakukan setelah badan inteljen Inggris, GCHQ, meningkatkan status kekhawatiran keamanan terkait teknologi Tiongkok.
Advertisement
Laporan GCHQ
Sebuah laporan yang disiapkan oleh National Cyber Security Centre GCHQ menyimpulkan, bahwa sanksi baru AS terhadap Huawei akan memaksa perusahaan untuk menggunakan teknologi yang tidak dapat dipercaya. Hal tersebut akan membuat risiko menjadi tidak mungkin bisa dikendalikan.
Juru bicara Johnson sebelumnya mengatakan, pemerintah Inggris akan segera menyelesaikan ulasan tentang implikasi dari sanksi baru AS terhadap Huawei. Sanksi tersebut bertujuan memotong akses Huawei ke produsen chip AS.
(Din/Why)