Liputan6.com, Jakarta Digital Realty memprediksi akan ada tiga industri yang akan mengalami intensitas gravitasi data (data gravity) terbesar hingga tahun 2024. Antara lain perbankan dan jasa keuangan, manufaktur, dan asuransi.
Tony Bishop, SVP, Platform, Growth and Marketing, Digital Realty menjelaskan gravitasi data adalah penghambat pertumbuhan bisnis di berbagai industri di seluruh dunia.
"Laporan dari Gravity Index DGx 1.5 mengeksplorasi dampak gravitasi data di lebih banyak kota metropolitan dan industri-industri penting. Kami mendesainnya untuk membantu berbagai perusahaan mengembangkan arsitektur yang data-centric ketika mereka berjuang menghadapi berbagai tantangan transformasi digital," ujar Tony melalui keterangannya, Jumat (8/1/2020).
Advertisement
Ia menyebut ketika dunia bisnis mengalami fase transformasi digital yang sangat cepat, memahami dampak data gravity akan menjadi kebutuhan fundamental bagi berbagai perusahaan dan penyedia layanan untuk meraih berbagai peluang dari pemanfaatan data (data-driven).
Untuk diketahui, Digital Realty adalah penyedia layanan global untuk solusi data center, colocation, dan interkoneksi yang bersifat cloud-and-carrier-neutral.
Dampak Gravitasi Data
Perbankan dan jasa keuangan, manufaktur, dan asuransi diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan yang sangat cepat dalam transformasi digital, interaksi berbasis digital, dan volume pertukaran data secara global.
Temuan-temuan penting di perusahaan-perusahaan dalam jajaran Forbes Global 2000 adalah:
- Intensitas gravitasi data di perusahaan perbankan dan jasa keuangan akan semakin besar karena pertumbuhan pusat-pusat perbankan dan finansial penting di tingkat regional.
- Manufaktur-manufaktur besar akan meningkatkan kemampuan data dan analitik mereka, yang didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga (in-home consumption).
- Industri asuransi diperkirakan akan mengalami intensifikasi gravitasi data karena interaksi berbasis digital menjadi semakin penting ketika kota-kota metropolitan mengalami pertumbuhan volume pertukaran data enterprise yang sangat pesat.
Advertisement
Jakarta Akan Alami Pertumbuhan Data Gravity
Menurut Gravity Index DGx 1.5, Jakarta diperkirakan bakal mengalami pertumbuhan intensitas gravitasi data tercepat, diikuti oleh Singapura, Roma, Hong Kong, Melbourne, dan Atlanta.
Sementara itu, kota-kota metropolitan yang menjadi markas perusahaan-perusahaan perbankan dan jasa keuangan dalam jajaran Forbes Global 2000, seperti London, New York, Tokyo, Paris, Hong Kong, Amsterdam, Beijing, Silicon Valley, Frankfurt, Toronto, Singapura, Washington, DC, Charlotte, Sydney, Milan, dan Seoul, akan mengalami pertumbuhan volume pertukaran data enterprise yang signifikan, mengingat posisi mereka sebagai pusat-pusat finansial.
"Gravitasi data terus mengalami akselerasi tanpa henti, dan begitu pula urgensi untuk mengatasinya," kata Dave McCrory, VP of Growth, Head of Insights & Analytics, Digital Realty.
"Kami memperluas jangkauan temuan Data Gravity Index dengan menyertakan analisis dari 23 industri dan 32 kota metropolitan tambahan agar menghasilkan berbagai insight untuk membantu para pemimpin bisnis dalam membuat keputusan strategis mengenai lokasi yang akan dipilih untuk menempatkan data mereka," sambungnya.
(Isk/Why)
