Kemendes PDTT Gandeng Startup Lokal Dorong Kesejahteraan Petani hingga Nelayan

Kolaborasi antara Kolaborasi dengan Ekosis akan dilakukan dari berbagai aspek, mulai dari akses pasar, standarisasi produk, hingga logistik.

oleh Iskandar diperbarui 26 Feb 2021, 15:29 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2021, 15:29 WIB
Dok: Ekosis
Dok: Ekosis

Liputan6.com, Jakarta - Ditjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng startup Ekosis untuk mendorong kesejahteraan pelaku agribisnis di Indonesia.

Startup agribisnis lokal ini mengklaim pihaknya sudah berdiskusi tentang rencana kerja yang dilakukan antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi didampingi oleh Sesditjen dan para direktur.

"Kolaborasi akan dilakukan dari berbagai aspek, mulai dari akses pasar, standarisasi produk, hingga logistik," kata Bussiness Development Specialist Ekosis, Felicia Yulie Mills.

Melalui keterangan resminya, Jumat (26/2/2021), ia berharap kolaborasi ini bisa membuat akses pasar akan terbuka lebar.

"Dengan Ekosis, para petani, nelayan, petambak, hingga peternak di desa dan daerah tertinggal berkesempatan untuk memasarkan hasil panen ke seluruh Indonesia," ucap Felicia.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Persiapan Untuk Memenuhi Standar

Harga Cabai Alami Penurunan
Petani memanen cabai keriting di kawasan Pesawah, Cicurug, Sukabumi, Rabu (22/04/2020). Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sejumlah petani mengeluhkan harga cabai keriting di tingkat petani yang turun dari Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, produk-produk dari desa akan dipersiapkan dengan matang agar memenuhi standarisasi permintaan pasar.

Begitu pula dengan kesiapan sarana logistik untuk menunjang keseluruhan proses dari hulu ke hilir dengan kemampuan yang layak.

"Hingga kini sosialisasi secara daring sudah dilakukan secara bertahap, dimulai dari petani, nelayan, peternak dan UMKM di sejumlah daerah di Indonesia. Dari wilayah barat (seperti Aceh, Sumut, Sumbar) hingga wilayah timur Indonesia (seperti Maluku, NTT)," ungkap Felicia menandaskan.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya