Vaksin Covid-19 Dijual Ilegal di Darknet Mulai Rp 3,5 Jutaan

Duh, vaksin Covid-19 dijual bebas di darknet dengan harga mulai Rp 3,5 jutaan, padahal hal ini adalah ilegal dan tidak bisa diketahui kebenaran dosisnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Mar 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2021, 12:45 WIB
Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 tengah berlangsung di seluruh dunia dan dianggap sebagai terbesar dan paling kompleks dalam sejarah.

Hal ini pun membuat para scammer dan penjual di pasar gelap alias darknet ingin mendapat keuntungan dari momentum vaksinasi Covid-19.

Peneliti Kaspersky memeriksa 15 pasar berbeda di darknet dan menemukan iklan untuk tiga vaksin Covid-19 utama, yakni Pfizer/BioNTech, AstraZaneca, dan Moderna.

Selain itu, ada juga penjual yang mengiklankan vaksin Covid-19 yang tidak terverifikasi.

Mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Harga yang ditawarkan berkisar antara USD 250 (sekitar Rp 3,5 juta) hingga USD 1.200 (setara Rp 17 juta). Sementara, harga rata-rata sebesar USD 500 atau sekitar Rp 7,1 juta.

Mengutip keterangan resmi Kaspersky, Senin (8/3/2021), komunikasi antara penjual dilakukan melalui aplikasi pesan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram. Sementara, pembayaran untuk vaksin yang dijual di darknet diminta dalam bentuk aset kripto, terutama Bitcoin.

Berdasarkan laporan, mayoritas penjual sudah melakukan antara 100-500 transaksi yang memperlihatkan bahwa mereka telah melakukan penjualan. Sementara, kejelasan vaksin masiih belum diketahui efektivitasnya.

Catatan Vaksinasi Juga Dijual di Darknet

Aktivitas di pusat distribusi vaksin COVID-19 Moderna di Mississippi
Pekerja menyiapkan box berisi vaksin Moderna COVID-19 untuk dikirim di pusat distribusi McKesson di Olive Branch, Mississippi, AS, Minggu (20/12/2020). Selama seminggu, Pemerintah federal berencana mendistribusikan total 7,9 juta dosis vaksin dari Moderna dan Pfizer Inc (AP Photo/Paul Sancya, Pool)

Dengan informasi yang tersedia, sangat sulit untuk mengetahui berapa banyak dosis vaksin yang diiklankan secara online dan berapa iklan yang merupakan penipuan.

Kemungkin besar informasi yang diterima pun bukan merupakan dosis efektif dan valid. Selain itu transaksi tersebut juga ilegal.

Pakar Keamanan di Kaspersky Dmitry Galov mengatakan, pengguna bisa menemukan apa saja di darknet. Makanya, tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan momen vaksinasi Covid-19.

"Selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik Covid-19 dan banyak di antaranya berhasil. Saat ini tidak hanya orang menjual dosis vaksin, tetapi juga menjual 'catatan vaksinasi'," kata Galov.

Catatan vaksinasi adalah potongan kertas yang dapat membantu seseorang bepergian dengan bebas.

"Penting bagi pengguna untuk terus berhati-hati terhadap setiap kesepakatan yang terkait dengan pandemi. Tentu saja, membeli vaksin dari forum darknet bukanlah ide yang baik," katanya.

Rekomendasi Ahli Agar Tak Terhindar dari Scammer

Berikut adalah sejumlah rekomendasi ahli Kaspersky agar tetap aman dari ancaman scammer terkait Covid-19:

- Jangan pernah membeli produk, termasuk vaksin di darknet

- Jika pengguna internet melihat iklan tentang sesuatu yang terkait Covid-19, perhatikan baik-baik URL situs yang dikunjungi.

Jika ada satu huruf yang tidak pada tempatnya atau .com diganti dengan .com.tk dan lain-lain, kemungkinan itu adalah phishing. Jangan pernah memasukkan informasi pribadi ke situs semacam itu.

- Perhatikan tata bahasa dan tata letak situs yang dikunjungi dengan email yang diterima. Jika mencurigakan, jangan melanjutkan.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya