Pria Australia Ditahan Gara-Gara Operasikan Marketplace Berisi Barang Ilegal di Darknet

Seorang pria asal Australia ditahan karena mengoperasikan maketplace ilegal terbesar DarkMarket yang menjajakan barang seperti narkoba, data kartu kredit curian di darknet.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 14 Jan 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2021, 09:00 WIB
Dirut BPR Rokan Hulu Simpan Narkoba di Tumpukan Batu Pekarangan Rumah
Sabu-sabu. Ilustrasi: Dwiangga Perwira/Kriminologi.id

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria Australia berusia 34 tahun ditahan oleh kepolisian Jerman karena kedapatan mengoperasikan marketplace terbesar di darknet, DarkMarket. Marketplace ini digunakan menjual barang-barang terlarang seperti narkoba, data kartu kredit hasil curian, hingga malware.

Saat hal ini ditemukan, DarkMarket tersebut memiliki 500 ribu pengguna dan lebih dari 2.400 vendor dari seluruh dunia.

Dalam keterangannya jaksa menyebut, kepolisian di utara kota Oldenburg Jerman, mampu menangkap tersangka operator pasar ilegal terbesar di dunia, DarkMarket.

"Penyelidik dapat menutup pasar dan mematikan server pada hari Senin lalu," kata jaksa dalam keterangannya, dikutip dari The Guardian, Kamis (14/1/2021).

Ia menambahkan, keberhasilan penangkapan tersangka operator DarkMarket ini merupakan puncak dari operasi penegakan hukum internasional yang telah dilakukan selama beberapa bulan terakhir.

Nilai Transaksi Capai Rp 2,4 Triliun

Darknet
Ilustrasi darknet. Dok: thewindowsclub.com

Total, setidaknya ada 320 ribu transaksi gelap yang dilakukan di DarkMarket dengan pembayaran menggunakan lebih dari 4.650 bitcoin dan 12.800 monero.

Keduanya merupakan mata uang kripto paling umum untuk dipindahtangankan. Nilai tukar saat itu senilai 140 juta Euro atau setara Rp 2,4 triliun.

DarkMarket menawarkan penjualan semua jenis obat, uang palsu, data kartu kredit curian dan palsu, kartu SIM anonim, malware, dan banyak produk ilegal lainnya.

 

Si Pelaku

Ilustrasi darknet dan deep web
Ilustrasi darknet dan deep web. Dok: http://cybersec.buzz

Warga negara Australia berusia 34 tahun yang tak disebutkan namanya itu ditangkap di dekat perbatasan Jerman-Denmark. Saat itu, sang operator DarkMarket ditangkap seiring disitanya lebih dari 20 server DarkMarket yang dipakai di Moldova dan Ukraina.

"Penyelidik berharap data yang disimpan di sana bisa digunakan untuk penyelidikan baru terhadap moderator, penjual, dan pembeli pasar tersebut," kata jaksa.

Selanjutnya, tersangka utama dibawa ke hadapan hakim. Namun ia menolak untuk bicara.

Penyelidikan ini merupakan investigasi bersama yang dilakukan oleh FBI, divisi penegakan hukum narkotika DEA, dan otoritas pajak IRS, bersama dengan kepolisian Australia, Inggris, Denmark, Swiss, Ukraina, dan Moldova. Agen polisi Eropa Europol menjadi koordinator dalam investigasi ini.

Terungkap Setelah Penyelidikan Besar

Jaksa Jerman mengatakan, DarkMarket ini terungkap dalam penyelidikan besar-besaran terhadap layanan hosting web Cyberbunker.

Tiga orang Belanda, Jerman, dan seorang warga Bulgaria diyakini telah menyediakan infrastruktur untuk aktivitas online ilegal sebelum ditangkap pada September 2019. Ketiganya diadili sejak Oktober lalu di kota Trier, Jerman.

Darknet besifat rahasia ini cukup sulit diungkap karena di dalamnya mencakup situs web yang hanya dapat diakses dengan software atau otorisasi tertentu sehingga pengguna tetap anonim.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya