Liputan6.com, Jakarta - Facebook telah menandatangani kesepakatan untuk membeli energi terbarukan di India dari proyek pembangkit listrik tenaga angin perusahaan lokal.
Mengutip laman Reuters, Jumat (16/4/2021), ini merupakan kesepakatan pertama raksasa media sosial tersebut di negara Asia Selatan.
Baca Juga
Proyek tenaga angin 32 megawatt yang terletak di negara bagian Karnataka selatan adalah salah satu dari portofolio proyek tenaga angin dan surya yang lebih besar--dikerjakan bersama oleh Facebook dan CleanMax yang berbasis di Mumbai.
Advertisement
"Proyek ini bertujuan untuk memasok tenaga terbarukan ke jaringan listrik India," ujar kedua perusahaan tersebut dalam pernyataan bersama.
CleanMax akan memiliki dan mengoperasikan proyek, sementara Facebook akan membeli listrik dari jaringan menggunakan sertifikat atribut lingkungan, atau kredit karbon.
Kepala Energi Terbarukan Facebook, Urvi Parekh, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan memang tidak memiliki pembangkit listrik. Maka dari itu, perusahaan menandatangani perjanjian pembelian listrik "jangka panjang" dengan perusahaan listrik terbarukan.
"Itu memungkinkan proyek untuk mencari pembiayaan yang dibutuhkan," ucap Parekh menambahkan.
Sebagai informasi, India adalah pasar terbesar Facebook berdasarkan pengguna.
Gandeng Perusahaan Energi Singapura
"Di Singapura, Facebook telah mengumumkan kemitraan serupa dengan penyedia energi Sunseap Group, Terrenus Energy, dan Sembcorp Industries dalam proyek-proyek yang dapat menghasilkan tenaga surya 160 MW," ungkap Parekh.
Listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan memberi daya pada pusat data di Asia yang akan mulai beroperasi tahun depan.
Menurut Badan Energi Internasional, pusat data yang menggerakkan perusahaan teknologi seperti Facebook menggunakan sebanyak 1 persen dari total energi dunia.
Advertisement
Bebas Karbon
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa operasinal perusahaan secara global, saat ini sudah didukung sepenuhnya oleh energi terbarukan dan telah mencapai nol emisi.
Di sisi lain, perusahaan teknologi seperti Amazon, Alphabet Inc, dan Microsoft berjanji untuk mengoperasikan pusat data yang bebas karbon dan nol emisi.
Terlebih, permintaan data dan layanan digital diperkirakan akan terus meningkat.
(Isk/Tin)