Aplikasi Laut Nusantara Kini Dibekali Fitur Deteksi Lokasi Tuna

Aplikasi Laut Nusantara kini dibekali fitur pendeteksi tuna. Tuna merupakan jenis ikan dengan nilai ekonomi tinggi yang juga akan membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 18 Jul 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Aplikasi Laut Nusantara
Ilustrasi aplikasi Laut Nusantara yang kini dibekali fitur pendeteksi lokasi ikan tuna (Foto: XL Axiata).

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi Laut Nusantara besutan XL Axiata dan Balai Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (BROL) kini kebagian fitur baru, yakni pendeteksi keberadaan ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore.

Ketiganya merupakan ikan bernilai ekonomi tinggi dan menjadi primadona pasar dunia. Para nelayan bisa memanfaatkan fitur ini sejak Juli 2021.

Chief Corporate Affairs Office XL Axiata, Marwan O Baasir mengatakan, pihaknya terus meningkatkan fungsi dan manfaat aplikasi Laut Nusantara.

"Visi kami jelas, membantu para nelayan untuk mampu produktif dan aman dalam bekerja, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka. Apalagi, teman-teman dari BROL memiliki semua kompetensi yang dibutuhkan untuk memperkaya manfaat aplikasi ini," kata Marwan, dikutip dari keterangan XL Axiata, Minggu (18/7/2021).

Ke depan, Marwan mengatakan, XL Axiata dan BROL secara bertahap akan terus menambah fitur-fitur baru yang bisa meningkatkan kemampuan aplikasi Laut Nusantara.

Kepala Pusat Riset Kelautan, Dr. I Nyoman Radiarta, menyampaikan, keberadaan fitur baru pendeteksi ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi merupakan terobosan dalam meningkatkan pendapatan para nelayan.

Dalam aplikasi ini, informasi ditampilkan secara sederhana untuk membantu nelayan sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat dilakukan secara efektif, efisien, dan aman.

Peneliti BROL, Eko Susilo, menjelaskan cara kerja fitur pendeteksi ikan-ikan adalah dengan mendeteksi lokasi daerah penangkapan ikan berdasarkan kesesuaian kondisi laut, yang diperkirakan sebagai tempat berkumpulnya ikan.

Gunakan Citra Satelit

Aplikasi Laut Nusantara Tambahkan Fitur Baru untuk Mudahkan Nelayan Tangkap Ikan Bernilai Ekonomi Tinggi
Aplikasi Laut Nusantara Tambahkan Fitur Baru untuk Mudahkan Nelayan Tangkap Ikan Bernilai Ekonomi Tinggi

Kesesuaian tersebut didasarkan pada kriteria front suhu dan tingginya kesuburan perairan. Front suhu adalah daerah pertemuan antara massa air hangat dan dingin.

Sedangkan kesuburan perairan yang tinggi berasosiasi dengan tersedia makanan ikan, berupa plankton, yang melimpah. Kedua kriteria tersebut dianalisis menggunakan data citra satelit.

"Yang jelas, lokasi-lokasi keberadaan ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore ditampilkan secara sederhana sehingga bisa dengan mudah digunakan oleh nelayan,” kata Eko.

Ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Pelabuhan KKP, harga Tuna Sirip Kuning di kisaran Rp 50 ribu per Kg dan Tuna Sirip Biru sekitar Rp 100 ribu per Kg. Sementara, Albacore sekitar Rp 50 ribu per Kg.

Jika sampai tingkat konsumen, harga jual bisa mencapai hingga 3 kali lipatnya. Sementara itu di pasar internasional, seekor tuna Bluefin harganya pernah menembus rekor dunia yakni Rp 25 miliar dengan bobot 276 kg.

Sebelumnya, aplikasi Laut Nusantara telah memiliki fitur pendeteksi ikan bernilai ekonomi tinggi lainnya yaitu Lemuru Bali, Tuna Mata Besar, dan Cakalang.

Dipakai Lebih dari 55.000 Nelayan

Sosialisasi aplikasi Laut Nusantara oleh XL Axiata di Kampung Mandar, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/4/2019). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).
Sosialisasi aplikasi Laut Nusantara oleh XL Axiata di Kampung Mandar, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/4/2019). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Pada 2017, Indonesia memasok lebih dari 16 persen produksi Tuna, Tongkol dan Cakalang dunia. Data KKP selama triwulan 1 2021 menyebutkan, komoditas Tuna, Tongkol, dan Cakalang (CTC) menempati primadona kedua untuk ekspor dengan nilai USD 228,55 juta atau 13,08 dari total nilai ekspor sektor perikanan.

Sekadar informasi, saat ini sudah ada 55 ribu pengguna aktif aplikasi Laut Nusantara. Mayoritas pengguna merupakan masyarakat nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia melalui sosialisasi yang diselenggarakan bersama Balai Riset dan Observasi Laut maupun instansi lainnya seperti BAKAMLA dan Pemerintah Daerah.

Hingga kini, ada lebih dari 5.000 nelayan yang telah menerima sosialisasi langsung. Mereka kemudian menginformasikan penggunaan aplikasi ini kepada para sejawatnya.

Sampai tahun 2020, XL Axiata dan BROL menjalin Kerjasama dengan sekitar 29 wilayah kabupaten/kota di berbagai provinsi untuk implementasi aplikasi Laut Nusantara.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya