Hacker Belarusia Menyusup ke Situs Pemerintah demi Gulingkan Alexander Lukashenko

Sekelompok hacker mengklaim berhasil menyusup ke berbagai situs pemerintahan, dengan tujuan menggulingkan Presiden Alexander Lukashenko

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Agu 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 19:00 WIB
FOTO: [RAGAM] Foto Menarik Pekan Ini
Demonstran digambarkan siluet oleh bendera nasional Belarusia tua saat unjuk rasa di Minsk, Belarus, Minggu (4/10/2020). Ratusan ribu warga Belarusia telah melakukan protes setiap hari sejak 9 Agustus pemilihan presiden. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok hacker (peretas) aktivis di Belarusia dikabarkan telah menyusup ke hampir semua bagian dalam pemerintahan negara tersebut.

Laporan dari Technology Review dan Bloomberg mengatakan, hal itu dilakukan para hacker demi menggulingkan rezim otoriter Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Para peretas, yang dikenal sebagai Belarus Cyber Partisans, disebut telah membocorkan informasi yang mereka temukan di jaringan kepolisian dan pemerintah yang sensitif.

Dilansir dari Engadget, Senin (30/8/2021), mereka pertama kali mulai merusak situs pemerintah sebagai tindakan protes atas sengketa pemilihan umum di negara itu pada November 2020.

Mereka menganggap bahwa kemenangan Lukashenko yang luas sebagai sebuah penipuan. Selain itu, mereka juga mempublikasikan informasi yang mereka dapatkan di Telegram, di mana mereka memiliki 77 ribu subscribers.

Belarus Cyber Partisans mengungkapkan kepada kedua publikasi tersebut bahwa mereka terdiri dari 15 pakar teknologi informasi dan keamanan siber yang bekerja di sektor teknologi negara itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kumpulkan Berbagai Informasi

Presiden Belarusia Bawa Anaknya yang Berusia 11 Tahun ke PBB
Presiden Belarusia Bawa Anaknya yang Berusia 11 Tahun ke PBB (Guardian)

Kepada Tech Review, seorang juru bicara mengaku bahwa tak satu pun dari mereka adalah seorang "peretas profesional." Selain itu, hanya empat dari 15 yang melakukan "peretasan etis" yang sesungguhnya.

Serangan terbaru mereka memberikan akses ke rekaman drone dari tindakan keras pemerintah terhadap aksi protes tahun lalu, serta database pengawasan ponsel Kementerian Dalam Negeri.

Data yang dirilis kelompok tersebut selama beberapa pekan terakhir termasuk daftar tersangka informan polisi, informasi pribadi tentang pejabat tinggi pemerintah dan mata-mata.

Terdapat juga rekaman drone dan pusat penahanan polisi, serta rekaman rahasia yang didapatkan oleh sistem penyadapan pemerintah.


Dibantu Para Pembelot

FOTO: Puluhan Ribu Demonstran Tuntut Presiden Belarusia Mundur
Seorang wanita berlutut di depan barisan polisi antihuru-hara saat mereka memblokir demonstrasi pendukung oposisi Belarusia di Minsk, Belarusia, Minggu (30/8/2020). Puluhan ribu demonstran berkumpul untuk menuntut agar Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengundurkan diri. (AP Photo)

Keberhasilan Cyber Partisans masuk ke jaringan pemerintah didapat berkat bantuan kelompok BYPOL. Mereka terdiri dari mantan pejabat yang membelot dan berusaha menggulingkan presiden Lukashenko dari dalam.

Cyber ​​Partisans memberikan kelompok itu informasi yang dapat digunakan untuk menyelidiki kejahatan di pemerintahan.

BYPOL menerbitkan informasi di saluran Telegramnya dan membuat film dokumenter. Salah satunya dikutip dalam sidang kongres yang menyebabkan Amerika serikat menjatuhkan sanksi terhadap rezim Lukashenko.

Juru bicara Cyber Partisan mengatakan, mereka menggunakan serangan siber untuk "melumpuhkan sebanyak mungkin pasukan keamanan rezim."

Hal itu dilakukan "untuk menyabotase titik lemah rezim dalam infrastruktur dan untuk memberikan perlindungan bagi pengunjuk rasa."

Adapun, tujuan utama mereka adalah "menghentikan kekerasan dan penindasan rezim teroris di Belarusia dan membawa negara kembali ke prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum."

(Dio/Isk)


Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker

Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker
Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya