Google Blokir 150 Aplikasi Android Terinfeksi Malware dari Play Store

Langkah pemblokiran 150 aplikasi ini dilakukan Google setelah adanya laporan dari Zimperium mengenai adanya aplikasi Android yang berisi malware tipe baru.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 04 Okt 2021, 13:01 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2021, 10:30 WIB
Malware Baru Android
Mazar, malware yang mampu hapus data smartphone lewat SMS (Foto: PhoneArena)

Liputan6.com, Jakarta - Google memblokir 150 aplikasi Android yang berbahaya dan menyebarkan malware dari dari Play Store. Temuan aplikasi berbahaya ini dilaporkan oleh tim keamanan dari Zimperium.

Dikutip dari Daily Express, Senin (4/10/2021), Zimperium menemukan ada sejumlah aplikasi yang ternyata menyimpan malware baru bernama GriftHorse. Malware ini disebut telah menginfeksi jutaan perangkat Android.

Adapun malware di aplikasi Android ini membuatnya korbannya mendaftar layanan SMS berbayar bulanan tanpa diketahui. Jadi, cara kerja malware ini adalah membombardir korban dengan notifikasi yang mengumumkan mereka telah memenangkan hadiah dan harus segera mengklaimnya.

Notifikasi berupa pop-up ini disebut muncul hingga lima kali dalam satu jam, sehingga kadang kali korban memilih untuk menerima notifikasi tersebut. Apabila korban menerima notifikasi itu, mereka akan diarahkan ke situs web tertentu yang meminta mereka memasukkan nomor untuk verifikasi.

Lantas, jika korban memasukkan nomornya, tanpa diketahui sebenarnya mereka mendaftarkan diri ke layanan SMS berlangganan dengan biaya 30 euro (Rp 497 ribu) per bulan. Korban disebut tidak akan langsung sadar dengan metode ini, sehingga taktik ini disebut berhasil mencuri ratusan juta euro.

Meski Google sudah memblokir aplikasi Android yang berisi malware GriftHorse Trojan dari Play Store, ada kemungkinan aplikasi sudah terpasang perangkat korban. Karenanya, tindakan yang dapat dilakukan pengguna adalah langsung menghapus aplikasi yang diketahui berisi malware ini.

Untuk mengetahuinya, berikut ada beberapa aplikasi Android populer yang terinfeksi malware tersebut, seperti Handy Translator Pro, Heart Rate and Pulse Tracker, Bus–Metrolis 2021, Fingerprint Charger, Bus Driving Simulator, OFFRoaders-Survive, Amazing Video Editor, hingga PhoneControl Block Spam Calls.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Waspada, 8 Aplikasi Android Ini Terinfeksi Malware Joker

Android malware
Android malware (ist.)

Sebelumnya, kepolisian Belgia juga merilis daftar aplikasi yang disusupi malware Joker. Parahnya, sejumlah aplikasi berbahaya menyamar jadi aplikasi populer untuk menipu penggunanya.

Malware Joker digunakan di masa lalu untuk lolos dari pemeriksaan keamanan Google Play Store, sehingga aktor jahat bisa menyusup ke toko aplikasi.

Mengutip Mint, Sabtu (28/8/2021), pihak berwenang Belgia menemukan delapan aplikasi di Google Play Store yang terinfeksi Joker.

Karena banyak aplikasi dalam daftar yang menggunakan nama sangat umum, membuat aplikasi-aplikasi jahat ini sulit dikenali. Sejumlah pengguna salah mengiranya sebagai aplikasi sah dan populer.

Daftar aplikasi ini pertama kali diumumkan oleh perusahaan keamanan siber Quick Heal. Aplikasi-aplikasi ini sudah dihapus oleh Google dari toko aplikasinya, tapi kemungkinan sudah banyak orang yang menginstalnya di perangkat mereka.

Untuk itu, aplikasi-aplikasi tersebut harus dihapus dari perangkat Android pengguna untuk menghindari terkena malware Joker. Kedelapan aplikasi ini adalah:

1. Auxiliary Message

2. Element Scanner

3. Fast Magic SMS

4. FreeCamScanner

5. Go Messages

6. Super Message

7. Super SMS

8. Travel Wallpapers

Apa Bahayanya Malware Joker?

Sekadar informasi, Joker merupakan malware berbahaya yang suka mencuri informasi dari perangkat korbannya. Informasi pengguna didapatkan dari pesan SMS, daftar korban, dan informasi perangkat.

Karena berjenis trojan, malware Joker diam-diam berinteraksi dengan situs web iklan dan membuat korban berlangganan layanan premium tanpa sepengetahuan mereka.

Layanan berlangganan ini mengambil uang dari rekening bank korbannya. Menurut laporan Quick Heal, saat dibuka, aplikasi ini meminta akses notifikasi yang akan digunakan untuk mendapatkan data notifikasi.

Aplikasi kemudian mengambil data SMS dari notifikasi dan meminta akses Kontak. Ketika akses diberikan, aplikasi membuat dan mengelola izin panggilan telepon.

Selanjutnya, malware terus bekerja tanpa sepengetahuan pengguna.

(Dam/Isk)

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya