Telkom Ungkap Cara Cegah Kebakaran pada Data Center

Telkom mengungkap untuk proteksi kebakaran di data center ada dua jenis, yakni pasif dan aktif.

oleh Iskandar diperbarui 28 Des 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi Data, Data Center
Ilustrasi Data, Data Center. Kredit: Ian Battaglia via Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran Gedung Cyber 1 di Mampang, Jakarta Selatan, yang terjadi pada awal Desember 2021 sempat membuat beberapa penyedia layanan situs web down. Hal ini bukan tanpa alasan karena gedung tersebut menjadi lokasi pusat data (data center) sejumlah perusahaan.

Menurut Direktur ICT Institute, Heru Sutadi, peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran apabila terjadi hal serupa di masa depan, mulai bencana alam seperti gempa, gedung ambruk, dan peristiwa-peristiwa lain.

"Tentu kita harus sepakat bahwa ini bukan sekadar kebakaran gedung, tapi salah satu urat nadi internet dan layanan digital di Indonesia," tutur Heru kepada Tekno Liputan6.com, belum lama ini.

Oleh karena itu, data center harus mematuhi standar internasional yang penempatannya bersifat khusus atau tidak sembarangan, termasuk juga memperhatikan sisi catu daya, tahan gempa dan kebakaran, serta jaminan kemampuan untuk beroperasi selama 24/7.

Direktur Wholesale & International Service PT Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono memaparkan beberapa standar yang harus dipatuhi oleh pemilik data center, di antaranya adalah Suppression System untuk ruang server dan data center harus memenuhi kualitas aman di udara.

Aturan ini ada dalam dokumen NFPA 75 Standar for protection of Information Technology. NFPA 75 adalah Standar untuk Perlindungan Kebakaran Peralatan Teknologi Informasi.

"Untuk proteksi kebakaran di data center ada dua jenis, yakni pasif dan aktif. Sisi pasif mencakup desain arsitektur dan instalasi material, sedangkan aktif mencakup sistem deteksi kebakaran, pencegah kebakaran, dan penyiram api," jelas Bogi melalui keterangannya, Selasa (28/12/2021).

Sistem deteksi aktif bisa menggunakan Very Early Smoke Detection Apparatus (VESDA) yang berfungsi mendeteksi asap pada tahap yang sangat awal dan memperingatkan pengguna.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemeliharaan Data Center

Untuk fire supression system (fss), kata Bogi, bisa menggunakan IG-55 yang memungkinkan evakuasi personel yang aman, baik dari segi tingkat oksigen di dalam ruangan maupun jarak pandang yang diperlukan untuk proses evakuasi.

Sedangkan untuk sistem penyiram api bisa menerapkan penyiram api pipa kering pra-aksi di mana sistem diaktifkan oleh pendeteksi kebakaran.

"Selain itu, pemilihan lokasi data center juga penting. Yang harus dipertimbangkan dan dievaluasi adalah assessment potensi bencana, sampai proximity to public area," ucapnya.

Bogi menambahkan pembangunan gedung data center harus mempertimbangkan aspek teknis floor loading, kekuatan dinding untuk menghadapi bahaya dari luar.

Sedangkan dalam perencanaan, instalasi, dan perawatan data center harus melalui standar-standar yang berlaku, salah satunya pada media suppression bisa berbahaya jika tidak didesain secara benar.

"Sejalan dengan tingginya kebutuhan internet dan produk digital oleh masyarakat di Indonesia, Telkom terdorong untuk mengakomodasi terbentuknya ekosistem digital, salah satunya melalui ekosistem data center dan Edge di mana Neucentrix merupakan bagian dari ekosistem tersebut," kata Bogi.

Ia mengklaim NeuCentrIX sendiri telah bersertifikat ANSI/TIA-942, sehingga pusat data neuCentrIX telah memenuhi standar NFPA 75 untuk proteksi kebakaran.

 

Sertifikasi Internasional

Sertifikasi Desain ANSI/TIA-942 Tier 3 yang dimiliki NeuCentIX didapat langsung dari Telecommunications Industry Association (TIA) sebagai karakteristik penting data center yang bisa diandalkan.

Hal ini pun membuat Telkom wajib menerapkan standar yang berlaku secara global, termasuk dalam mengantisipasi kebakaran, seperti yang disebutkan Bogi.

Komitmen TelkomGroup dalam bisnis pusat data telah terbukti sejak beberapa tahun lalu. Sejak 2015, Telkom selalu mendapatkan sertifikasi bertaraf international (Uptime Sertifikasi Tier 3 & Tier 4) dan Sertifikasi Uptime TCOS untuk Uptime Sertifikasi Operasional satu-satunya di Indonesia.

Infografis Bila Data Salah dan Belum Dapat Sertifikat Vaksin Covid-19

Infografis Bila Data Salah dan Belum Dapat Sertifikat Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Bila Data Salah dan Belum Dapat Sertifikat Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya