Liputan6.com, Jakarta Grup ransomware Conti memperingatkan mereka tidak segan untuk menyerang mereka yang berani melakukan serangan siber ke Rusia, sebagai aksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut kelompok hacker asal Rusia itu dalam blog-nya, mereka bakal mengerahkan "kapasitas penuhnya untuk memberikan tindakan balasan" jika Amerika Serikat dan sekutu Baratnya menggunakan perang siber.
Baca Juga
Mengutip CNET, Minggu (27/2/2022), Reuters melaporkan ancaman ini berlaku jika ada "upaya untuk menargetkan infrastruktur penting di Rusia atau wilayah berbahasa Rusia mana pun di dunia."
Advertisement
Dikutip dari ZDNet, Conti juga secara resmi mengumumkan dukungan penuh untuk pemerintah Rusia.
"Jika ada badan yang memutuskan mengatur serangan siber atau aktivitas perang apa pun terhadap Rusia, kami akan menggunakan semua sumber daya yang dimungkinkan untuk menyerang balik infrastruktur penting negara musuh," tulis geng ransomware itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ukraina Rekrut Peretas
Pernyataan itu muncul usai pemerintah Ukraina hari Kamis pekan ini, meminta sukarelawan dari komunitas peretas untuk membantu melindungi infrastruktur kritis mereka, serta memata-matai pasukan Rusia.
Ini terjadi usai beberapa situs dan bank pemerintah Ukraina padam karena terkena serangan Rusia pada Rabu (23/2/2022).
US Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) pada September 2021 telah mengirimkan peringatan terkait ransomware Conti.
CISA dan FBI mengatakan, mereka telah melihat lebih dari 400 serangan terhadap organisasi AS dan perusahaan internasional, yang memanfaatkan ransomware Conti.
Kelompok Conti juga diduga sempat menyerang Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu, seperti diungkap oleh platform intelijen dark web bernama Dark Tracer pada bulan Januari 2022 lalu.
Advertisement
Sempat Membobol BI
Dampak serangan ransomware tersebut kala itu diduga lebih parah dari yang diungkap beberapa waktu lalu. Dalam postingan di akun Twitter Dark Tracer, Sabtu (22/1/2022), geng Conti ransomware masih mengunggah data internal BI yang mereka curi.
"Bocoran data Bank Indonesia sebelumnya 487MB, namun ukurannya kini sudah mencapai 44GB," tulis @darktracer_int.
Mereka juga mengatakan jumlah PC internal yang disusupi oleh pelaku kejahatan lebih banyak dari laporan pihak BI dan BSSN sebelumnya. "Awalnya diperkirakan hanya ada 16 PC internal yang disusupi, namun ternyata jumlahnya bertambah hingga 175."
Soal serangan itu, Juru Bicara Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiawan mengatakan, serangan ransomware tersebut sudah dilaporkan oleh pihak BI ke BSSN pada 17 Desember 2021.
"Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten dari data yang tersimpan," kata Anton kepada media, Kamis (20/1/2022).
"Berdasarkan penelusuran, data tersebut merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu," tutupnya.
(Dio/Isk)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina
Advertisement