Liputan6.com, Jakarta - Pabrik iPhone di China milik manufaktur terkenal, Foxconn, menjadi sorotan saat terjadi kericuhan antara karyawan dengan polisi.
Walau sempat reda sesat ketika perusahaan meminta maaf, ternyata beberapa karyawan masih belum merasa puas dengan hal tersebut.
Baca Juga
Alhasil, sejumlah karyawan diketahui meninggalkan pabrik produksi terbesar iPhone tersebut secara bersamaan.
Advertisement
Mengutip laporan Reuters via GSM Arena, Sabtu (26/11/2022), lebih dari 20.000 karyawan meninggalkan pabrik iPhone tersebut.
Disebutkan, mayoritas karyawan tersebut adalah orang baru belum mulai bekerja, mengambil uang kompensasi, dan pergi begitu saja.
Sebelum kericuhan terjadi, ada lebih dari 200.000 karyawan yang bekerja di pabrik milik Foxconn tersebut.
Imbas kejadian ini, dapat dipastikan akan berdampak negatif terhadap produksi iPhone dan pengirimannya.
Pada 7 November 2022, Apple mengatakan pengiriman iPhone 14 Pro dan Pro Max akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Sejumlah analis menyebutkan, jika masalah saat ini berlangsung hingga Desember, maka hanya 10 juta iPhone dibuat--jauh dari yang direncanakan sebelumnya.
Di sisi lain, sumber di dalam Foxconn mengatakan kepada Reuters, "insiden itu berdampak besar pada citra publik, tetapi sedikit pada kapasitas pabrik."
Dia menyebutkan, "Kapasitas kami saat ini tidak terpengaruh, karena orang yang keluar belum dilatih atau mulai bekerja."
Informasi, kericuhan antara karyawan dan polisi di pabrik Foxconn ini sebagian besar dipicu oleh pembatasan Covid-19 ketat yang diberlakukan pemerintah.
Demo Pekerja Pabrik iPhone Foxconn
Demo di pabrik iPhone Foxconn di Zhengzhou, Tiongkok, berlangsung ricuh. Video kericuhan yang beredar di media sosial menunjukkan para pekerja terlibat bentrok dengan polisi bertongkat dan berbaju hazmat.
Aksi Protes ini terjadi setelah para pekerja mengetahu pembayaran bonus akan ditunda. Sebelumnya, mereka juga sudah berada di bawah karantina atau lockdown karena Covid-19 selama beberapa minggu.
Dilaporkan The Wall Street Journal, mengutip The Verge, Kamis (24/11/2022), protes dimulai pada Selasa malam pekan ini, di dekat akomodasi karyawan.
Pengendalian Covid-19 yang ketat dilaporkan telah membuat para pekerja harus terisolasi, memaksa mereka untuk tinggal dan bekerja di fasilitas itu, demi mencegah penyebaran penyakit di Zhengzhou.
Di bulan Oktober, beberapa karyawan diketahui telah pergi dari pabrik, membuat Foxconn menjanjikan insentif seperti gaji yang lebih tinggi, serta bonus, demi mempertahankan stafnya.
Rekaman video menunjukkan ratusan pekerja yang memprotes sambil berteriak, "Berikan gaji kami!" sambil dikelilingi polisi anti huru hara dan petugas berpakaian hazmat.
Dalam sebuah siaran langsung lain, para pekerja juga memprotes kurangnya makanan selain pembayaran yang tertunda.
"Mereka mengubah kontrak sehingga kami tidak bisa mendapatkan subsidi seperti yang mereka janjikan. Mereka mengkarantina kami tetapi tidak menyediakan makanan," kata pekerja pabrik iPhone itu.
Advertisement
Kekhawatiran Soal Covid-19
Mengutip Engadget, pekerja lain juga mengungkapkan kekhawatirannya soal mereka yang malah akan tertular Covid-19.
Dikutip dari CNA, Foxconn pada hari Rabu waktu setempat pun mengonfirmasi adanya kericuhan tersebut.
Dalam pernyataannya, perusahaan Taiwan itu mengklaim telah memenuhi kontrak pembayarannya, dan bahwa laporan pekerja yang terinfeksi, yang tinggal di fasilitas dengan rekrutan baru, adalah tidak benar.
"Terkait kekerasan apapun, perusahaan akan terus berkomunikasi dengan karyawan dan pemerintah untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali," tambah perusahaan.
Sumber yang mengetahui situasi ini juga menyebut produksi di pabrik tidak terpengaruh oleh keresahan para pekerja, di mana produksi juga disebut tetap normal.
Selain itu, sumber juga menambahkan "hanya sebagian" dari pekerja baru yang ikut serta dalam kerusuhan tersebut.
Foxconn Minta Maaf
Terbaru, dikutip dari CNA, pada hari Kamis, Foxconn menyebut ada kesalahan teknis saat merekrut karyawan baru. Selain itu, mereka juga meminta maaf kepada para pekerja usai kerusuhan pekan ini.
"Tim kami telah menyelidiki masalah ini dan menemukan kesalahan teknis yang terjadi selama proses onboarding," kata Foxconn dalam sebuah pernyataan.
"Kami mohon maaf atas kesalahan input di sistem komputer dan menjamin bahwa gaji sebenarnya sama dengan yang disepakati dan poster rekrutmen resmi," kata mereka menambahkan.
(Ysl/Dam)
Advertisement