Harga Jual Rata-Rata Smartphone Global Naik 10 Persen

Pertumbuhan 10 persen YoY terlihat pada harga jual rata-rata (Average Selling Point, ASP) berkat ketahanan segmen handset premium yang lebih besar terhadap ketidakpastian ekonomi.

oleh M Hidayat diperbarui 27 Des 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay
Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan pasar smartphone dunia turun 3 persen secara tahunan (Year over Year, YoY) pada kuartal ketiga 2022. Nilainya mencapai sedikit di atas USD 100 miliar. Demikian menurut laporan terbaru Market Monitor Service dari Counterpoint.

Pertumbuhan 10 persen YoY terlihat pada harga jual rata-rata (Average Selling Point, ASP) berkat ketahanan segmen smartphone premium yang lebih besar terhadap ketidakpastian ekonomi.

Kontribusi pengapalan smartphone 5G (46 persen), yang harganya lima kali lipat dari rata-rata smartphone non-5G, juga menambah ASP dan pertumbuhan pendapatan.

Dalam hal pengapalan, pasar handset secara keseluruhan mengalami penurunan 12 persen YoY selama kuartal tersebut.

Mengomentari efek smartphone 5G pada pertumbuhan ASP, Analis Senior Harmeet Singh Walia menyebut bahwa dengan lebih dari USD 80 miliar, kontribusi pendapatan handset 5G mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 80 persen dari pendapatan handset global. Itu naik dari 69 persen dari kuartal ketiga 2021.

"Pada periode yang sama, kontribusi pendapatan handset LTE turun 10 persen menjadi USD 19 miliar. Pergeseran dari 4G ke 5G ini dipimpin oleh Apple, yang menghasilkan lebih dari setengah dari seluruh pendapatan 5G karena lebih dari 95 persen ponselnya mendukung 5G," ujar Walia dikutip dari keterangan resmi Counterpoint pada Selasa (27/12/2022).

 

Apple dan Samsung

Selain itu, Walia juga menuturkan bahwa Apple mengalami pertumbuhan pendapatan 10 persen YoY dan pertumbuhan ASP 7 persen YoY pada Q3 2022. Itu berkontribusi pada peningkatan ASP smartphone global secara keseluruhan.

"Ini sebagian berkat peluncuran seri iPhone 14 serta model Pro, terutama dari generasi sebelumnya, berjalan dengan baik," kata Walia.

Samsung, sebagai OEM terbesar kedua dalam hal pendapatan, mengalami peningkatan ASP yang relatif kecil sebesar 2 persen YoY pada Q3 2022.

Padahal, pengapalan seri Flip dan Fold naik hampir dua kali lipat di periode yang sama dan perusahaan juga mengalami 27 persen YoY pertumbuhan pendapatan smartphone 5G secara umum.

Pertumbuhan ASP lebih rendah dapat dikaitkan dengan pergeseran fokus perusahaan dari seri S22 ke seri perangkat lipat. Akibatnya, pendapatan Samsung turun 4 persen YoY di Q3 2022.

 

Xiaomi dan OPPO

Sementara itu, pendapatan Xiaomi tumbuh 4 persen YoY. Sebagian besar pendapatan berasal dari rentang harga rendah hingga menengah.

Pangsa pengapalan dari kisaran harga di atas USD 300 turun mendekati 1,5 persen. Namun, ada perubahan signifikan dari kisaran harga di bawah USD 200 menjadi USD 200-299. Akibatnya, ASP Xiaomi tumbuh 14 persen YoY menjadi USD 205.

Sebaliknya, ASP dan pendapatan OPPO (termasuk OnePlus) masing-masing turun sebesar 5 persen dan 27 persen YoY.

Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh penurunan pengapalan OPPO di China yang dilanda COVID. Itu berkontribusi lebih dari 40 persen dari total pengapalan pada Q3 2022.

Mengingat Tiongkok berkontribusi lebih dari setengah dari total pengapalan vivo, pendapatan vivo mengalami pukulan lebih besar yaitu 43 persen secara YoY, meskipun tumbuh 4 persen secara kuartalan (Quarter over Quarter, QoQ).

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya