Mantan Insinyur Google Prediksi Manusia Bisa Hidup Abadi 8 Tahun Lagi

Mantan insinyur Google Ray Kurzweil memprediksi mengenai kapan manusia bisa hidup abadi dengan mempertimbangkan sejumlah perkembangan teknologi saat ini.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 30 Mar 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi sepasang kekasih, pacar
Seorang futuris Ray Kurzweil memprediksi manusia abadi bisa dicapai pada 2030. (Foto oleh Josh Hild: https://www.pexels.com/id-id/foto/siluet-manusia-yang-melompat-di-lapangan-pada-malam-hari-4606770/)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan insinyur Google Ray Kurzweil mengungkap prediksinya mengenai kapan manusia bisa hidup abadi. Prediksi itu diketahui dari sebuah rangkuman video di kanal YouTube. 

Sebagai informasi, Ray yang dikenal sebagai futuris memang dikenal berhasil memprediksi masa depan dengan cukup baik. Salah satunya dilakuka Ray Kurzweil pada tahun 1990 dimana ia memprediksi komputer akan bisa mengalahkan juara dunia catur pada tahun 2000.

Sementara prediksi Ray mengenai manusia abadi didasarkan pada perkembangan di bidang genetika, nanoteknologi, dan robotika.

Mengutip informasi dari Daily Mail, Kamis (30/3/2023), menurut Ray, tiga teknologi itu bisa membawa pada teknologi nanobot untuk membalikkan umur atau dengan kata lain membuat manusia abadi. 

Ia menjelaskan, nanobot tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sel dan jaringan rusak di tubuh manusia yang biasa terjadi karena bertambahnya umur.

Bahkan, ia memprediksi bukan tidak mungkin teknologi tersebut dapat membuat manusia tahan menghadapi penyakit seperti kanker.

Meski terdengar sangat sulit diwujudkan, ia memperkirakan manusia bisa hidup abadi dapat terjadi sekitar 8 tahun lagi atau sekitar 2030. Ia pun percaya teknologi akan semakin mumpun di masa depan, sehingga membantu manusia hidup lebih lama.

Kondisi itu yang juga dikenal sebagai singularitas. Untuk diketahui, singularitas merupakan kondisi teoritis dimana kecerdasan buatan mampu melampui kecerdasan manusia, sehingga bisa mengubah jalur evolusi manusia di masa depan.

Ia menuturkan, singularitas teknologi akan terjadi pada 2045, yang dimulai dengan kecerdasan buatan lebih dulu mampu lulus tes Turing di 2029. Meski terlihat menjanjikan, prediksi tersebut memang masih perlu dibuktikan seiring berjalannya waktu.

Ray Kurzweil sendiri pertama kali bergabung dengan Google pada 2012. Ketika itu, ia diketahui bekerja pada proyek yang berkaitan dengan machine learning dan pemrosesan bahasa dari raksasa internet itu.

Nilai Pasar Kecerdasan Buatan Tumbuh 20,7 Persen pada 2021

Ilustrasi Machine Learning, Deep Learning, Artificial Intelligence, Kecerdasan Buatan
Ilustrasi Machine Learning, Deep Learning, Artificial Intelligence, Kecerdasan Buatan. Kredit: Pixabay/Mohamed Hassan

Di sisi lain, nilai pasar kecerdasan buatan (AI) di seluruh dunia, termasuk perangkat lunak, perangkat keras, dan layanan untuk aplikasi Artificial Intelligence sentris dan Artificial Intelligence non-sentris, mencapai USD 383,3 miliar pada tahun 2021.

Angka itu meningkat 20,7% dibandingkan tahun 2020, menurut International Data Corporation (IDC) Worldwide Semiannual Artificial Intelligence Tracker terbaru.

IDC memperkirakan nilai pasar kecerdasan buatan akan mencapai hampir USD 450 miliar pada tahun 2022 dan mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi selama perkiraan lima tahun.

"Di semua industri dan fungsi, organisasi pengguna akhir menemukan manfaat teknologi kecerdasan buatan karena solusi itu semakin kuat dan memungkinkan pengambilan keputusan lebih baik dan produktivitas lebih tinggi. Kenyataannya adalah, Artificial Intelligence menawarkan solusi untuk semua yang kita hadapi saat ini," ujar Rasmus Andsbjerg, Associate Vice President, Data & Analytics di IDC, dikutip dari laporan teraktual IDC, Senin (19/9/2022).

Solusi kecerdasan buatan, kata Rasmus, dapat menjadi sumber untuk mempercepat perjalanan transformasi digital. Selain itu, solusi itu juga memungkinkan penghematan biaya di tengah inflasi dan mendukung upaya automasi di kondisi kekurangan tenaga kerja.

Hadware Kecerdasan Buatan Sumbang Pangsa Pasar Terbesar

Kecerdasan Buatan
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Dok: intersystems.com

Secara keseluruhan, perangkat lunak kecerdasan buatan kembali menyumbang pangsa terbesar pasar kecerdasan buatan pada tahun 2021.

Jika digabungkan, empat kategori perangkat lunak kecerdasan buatan, yakni Artificial Intelligence Applications Delivery & Deployment, Artificial Intelligence Applications, Artificial Intelligence System Infrastructure Software, and Artificial Intelligence Platforms, menghasilkan nilai pasar lebih dari USD 340 miliar pada tahun 2021 dengan subkategori Artificial Intelligence Applications mewakili hampir setengah dari total pendapatan.

Sementara itu, Artificial Intelligence Platforms menghasilkan pertumbuhan tahunan tertinggi sebesar 36,6%, meskipun bergerak dari garis dasar yang lebih kecil.

Kategori AI Applications

Ilustrasi Kecerdasan Buatan, Robot
Ilustrasi Kecerdasan Buatan, Robot

Di kategori AI Applications, AI Customer Relationship Management (CRM) Applications dan AI Enterprise Resource Management (ERM) Applications masing-masing berkontribusi sekitar 16 persen dari total kategori. Sisanya disumbang oleh segudang AI Applications lainnya yang tersedia di pasar.

Dengan hampir 300 perusahaan yang berlomba-lomba mencari peluang untuk mendapatkan pangsa, pasar AI Applications tetap sangat kompetitif.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa aplikasi AI sentris, di mana teknologi AI merupakan pusat dan penting untuk fungsi aplikasi, terus perlahan-lahan menumbuhkan pangsa pasar AI Software.

Pada tahun 2021, aplikasi AI sentris menangkap 12,9 persen pangsa pasar, naik 29,3 persen dari tahun sebelumnya.

Sisa pasar dipegang oleh aplikasi AI non-sentris, di mana teknologi AI menjadi bagian integral dari alur kerja tertentu dari aplikasi.

(Dam/Isk)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya