Liputan6.com, Jakarta - Pembahasan mengenai kapal Titanic kembali mengemuka dalam beberapa hari terakhir, usai insiden kapal selam wisata OceanGate. Kapal OceanGate dilaporkan meledak di dekat reruntuhan Titanic dan menewaskan lima penumpangnya.
Kapal Titanic memang masih terus menarik perhatian banyak orang, terutama soal penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Karenanya, sejumlah penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui apa yang menyebabkan kapal tersebut bisa tenggelam.
Baca Juga
Salah satu dugaan terbaru adalah kapal tersebut diduga tidak tenggelam karena sekadar menabrak gunung es, seperti yang diduga selama ini. Mengutip informasi dari Independent, Senin (26/6/2023), ada temuan yang menyebut kapal tersebut tenggelam karena sebelumnya sempat mengalami kebakaran.
Advertisement
Teori ini didasarkan pada analisis jurnalis Senan Molony yang sudah melakukan penelitian mengenai tenggelamnya kapal Titanic selama kurang lebih 30 tahun. Ia mempelajari foto-foto Titanic saat berlayar dari Southampton ke New York.
Ternyata, ia menemukan ada tanda hitam sepanjang 9,1 meter di sisi kanan depan lambung kapal, atau tepat di belakang tempat bagian kapal yang tertusuk oleh gunung es.
Menurut Senan, ia menduga sebenarnya ada kerusakan di bagian tertentu lambung kapal. Berdasarkan pendapat sejumlah ahli, Titanic memang sempat mengalami kebakaran di gudang bahan bakar yang ada di bagian belakang kapal ketika masih berada di galangan.
Ketika itu, sebuah tim yang terdiri dari 12 orang berusaha memadamkan api dengan susah payah. Bahkan, suhu di tempat tersebut diprediksi mencapai 1.000 derajat celcius.
Akibat kebakaran tersebut, saat kapal menabrak gunung es, lambung baja menjadi tidak sekuat sebelumnya dan mengakibatkannya robek. Temuan lain juga menyebut petugas di kapal diminta presiden perusahaan pembuat Titanic J. Bruce Ismay untuk tidak menceritakan kebakaran itu pada penumpang.
Tidak hanya itu, Senan juga mengklaim, posisi kapal Titanic dibalik saat bersandar di Southampton untuk mencegah penumpang melihat kerusakan di sisi kapal yang terbakar api.
Senan pun berkonsultasi dengan ahli metalurgi untuk mengetahui dampak dari api terhadap baja. Ia menuturkan, ketika baja menerima panas dengan suhu setinggi itu bisa membuatnya rapuh, dan mengurangi kekuatannya hingga 75 persen.
"Ini adalah badai sempurna dari faktor luar biasa yang datang bersamaan: api, es, dan kelalaian," tutur Senan.
Â
Kapal Selam Wisata Titanic Dinyatakan Meledak dan Seluruh Awaknya Tewas
Sebelumnya seperti dikutip dari Global Liputan6.com, kapal selam wisata Titan yang membawa lima orang ke bangkai kapal Titanic meledak di dekat lokasi karamnya Titanic dan menewaskan seluruh orang di dalamnya. Demikian konfirmasi pihak berwenang pada Kamis (22/6/2023), membawa akhir yang tragis dari sebuah kisah pencarian yang telah menyedot perhatian publik sejak kapal selam itu hilang pada Minggu (18/6).
"Ini adalah ledakan kapal yang dahsyat," ujar Laksamana Muda John Mauger dari Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) seperti dilansir AP, Jumat (23/6).
Sebelumnya, secercah harapan yang tersisa untuk menemukan lima awak kapal selam dalam kondisi hidup sirna pada Kamis, ketika stok oksigen kapal selam untuk 96 jam diperkirakan habis dan Penjaga Pantai AS mengumumkan bahwa puing-puing telah ditemukan kira-kira 488 meter dari bangkai kapal Titanic di perairan Atlantik Utara.
OceanGate Expeditions, perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan kapal selam Titan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa lima awak kapal selam, termasuk CEO dan pilotnya Stockton Rush "sangat disayangkan telah tewas".
Adapun penumpang lainnya adalah miliarder Pakistan dan anaknya Shahzada Dawood dan Suleman Dawood; miliarder Inggris Hamis Harding; dan ahli Titanic Paul-Henri Nargeolet.
"Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualang berbeda dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan," ungkap OceanGate. "Kami berduka atas hilangnya nyawa dan kebahagiaan yang mereka hadirkan bagi semua orang yang mengenal mereka."
Advertisement
Harapan dari Suara Bawah Air
Suara bawah air yang terdeteksi pada Selasa (20/6) dan Rabu (21/6) sebelumnya diharapkan dapat membantu mempersempit operasi pencarian, yang cakupan wilayahnya telah diperluas hingga ribuan mil — dua kali ukuran Connecticut dan di perairan sedalam 4 kilometer.
Namun, Penjaga Pantai AS mengindikasikan pada Kamis (22/6) bahwa suara tersebut kemungkinan dihasilkan oleh sesuatu selain Titan.
"Tampaknya tidak ada hubungan antara kebisingan dan lokasi (puing-puing) di dasar laut," kata Mauger.
Mauger mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah ledakan itu terjadi pada saat komunikasi terakhir kapal selam pada Minggu. Tapi itu tidak terdeteksi oleh pelampung sonar yang digunakan oleh tim pencarian, sebut Mauger, yang menunjukkan hal itu terjadi sebelum mereka tiba beberapa hari lalu.
"Kami memiliki alat penyadap di dalam air dan tidak mendengar tanda-tanda kerusakan yang parah dari alat itu," ujar Mauger.
Penjaga Pantai AS akan terus melakukan pencarian di dekat Titanic untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang apa yang terjadi pada Titan.
Gedung Putih berterima kasih kepada Penjaga Pantai AS, bersama dengan mitra Kanada, Inggris, dan Prancis yang membantu dalam upaya pencarian dan penyelamatan Titan.
"Empati kami tertuju pada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang kehilangan nyawa di Titan. Mereka telah melalui cobaan yang mengerikan selama beberapa hari terakhir dan kami mengingat mereka serta mendoakan," sebut pernyataan Gedung Putih.
Titan diluncurkan pada Minggu pukul 06.00 dan dilaporkan hilang pada Minggu sore sekitar 700 kilometer di selatan St. John's, Newfoundland, saat sedang dalam perjalanan ke lokasi karamnya Titanic lebih dari seabad yang lalu.
OceanGate mengaku bahwa setidaknya 46 orang berhasil melakukan perjalanan dengan kapal selam OceanGate ke lokasi bangkai kapal Titanic pada tahun 2021 dan 2022.Â
(Dam)