80 Persen Smartphone pada Q1 2023 Pakai Teknologi Fast Charging

Pada kuartal pertama tahun 2023, smartphone dengan teknologi pengisian daya cepat (fast charging) telah mengambil alih pasar ponsel pintar global, terhitung hampir 80 persen dari semua smartphone yang terjual.

oleh M Hidayat diperbarui 26 Jul 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay
Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pada kuartal pertama tahun 2023, smartphone dengan teknologi pengisian daya cepat (fast charging) telah mengambil alih pasar smartphone global. 

Terhitung hampir 80 persen dari semua smartphone yang terjual menggunakan teknologi pengisian daya cepat. Demikian menurut Global Quarterly Smartphone Fast Charging Report dari Counterpoint Research.

Angka itu merupakan peningkatan signifikan dari 74 persen pada tahun 2022 dan lonjakan yang luar biasa dari hanya 29 persen pada tahun 2018.

Peningkatan permintaan untuk smartphone dengan fast charging dapat dikaitkan dengan meningkatnya penggunaan smartphone di seluruh dunia dan kemajuan berkelanjutan dalam perangkat keras di dalam smartphone.

Kebutuhan fast charging

Dengan hampir setengah dari semua pengguna smartphone menghabiskan setidaknya lima jam sehari di perangkat mereka, tidak mengherankan jika fast charging telah menjadi fitur yang sangat penting.

Smartphone digunakan untuk berbagai keperluan seperti tetap terhubung dengan teman dan keluarga, menjelajah internet, streaming video dan musik, dan bermain game.

Selain itu, kemajuan teknologi seperti konektivitas 5G dan peningkatan kamera, layar, dan prosesor telah meningkatkan konsumsi daya smartphone.

Akibatnya, pengguna sekarang mencari smartphone yang dapat diisi daya dengan cepat untuk memastikan penggunaan tanpa gangguan setidaknya selama satu hari penuh.

Menyadari permintaan ini, pabrikan smartphone mulai mengintegrasikan kemampuan pengisian daya cepat ke dalam portofolio produk mereka.

Fast charging sebagai fitur pembeda

Galaxy A02s
Galaxy A02s sudah menggunakan port USB Type C untuk pengisian daya, ditambah baterai 5.000mAh dan dukungan fast charging 15W. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Merek smartphone China, khususnya, memanfaatkan fast charging sebagai nilai jual untuk menarik konsumen.

Perusahaan seperti Realme dan Xiaomi menawarkan smartphone dengan kemampuan daya melebihi 200W, dan Xiaomi (Redmi) baru-baru ini memamerkan kemampuan fast charging 300W yang lebih mengesankan.

Merek-merek ini bertujuan untuk memberikan kecepatan pengisian yang sangat cepat, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengisi daya smartphone mereka hanya dalam beberapa menit saja.

 

Tonggak capaian fast charging dalam Watt

Galaxy S21 FE 5G
Galaxy S21 FE 5G memiliki kapasitas baterai sebesar 4500 mAh yang memiliki teknologi fast charging sebesar 25W/Istimewa.

Untuk membuat teknologi fast charging dapat diakses oleh konsumen yang lebih luas, merek smartphone memasukkan fast charging ke dalam model mereka yang lebih ramah anggaran sebagai faktor pembeda. Fast charging telah menjadi fitur standar di smartphone dengan harga lebih dari USD 200.

Sekarang, pabrikan berfokus untuk menawarkan pengisian daya lebih tinggi di segmen ini untuk mencapai kecepatan pengisian tercepat.

Pada Q1 2023, daya rata-rata untuk smartphone dengan fast charging secara global mencapai 34W, dibandingkan dengan 30W pada Q1 2022 dan hanya 18W pada Q1 2018.

Smartphone yang mampu memberikan daya lebih dari 30W dapat mengisi penuh daya smartphone yang benar-benar habis dalam waktu sekitar satu jam, titik penjualan yang menarik untuk merek smartphone.

 

Merek China Memimpin

OPPO Reno4 Pro
OPPO Reno4 Pro menghadirkan fitur-fitur inovatif seperti Borderless Sense 90Hz yang memanjakan indra visual dan sentuhan, serta SuperVOOC 2.0 Flash Charging yang memungkinkan mengisi daya baterai hanya dalam 36 menit.

Merek smartphone China memimpin dalam tren ini, memperkenalkan pengisian daya dengan watt lebih tinggi di berbagai titik harga, terutama di pasar China.

Di sana rata-rata kecepatan pengisian daya adalah 50W. Di sisi lain, perusahaan seperti Apple dan Samsung telah memprioritaskan keamanan baterai dan kinerja keseluruhan alih-alih mendorong pengisi daya berdaya tinggi.

Pergeseran Fokus

Hanya dalam beberapa tahun, terjadi transformasi luar biasa dalam waktu pengisian daya smartphone. Apa yang dulunya merupakan proses yang memakan waktu berjam-jam sekarang dapat diselesaikan dalam satu jam atau kurang, dengan beberapa perangkat mengisi daya penuh dari kosong dalam hitungan menit.

Namun, kompetisi untuk pengisian yang lebih cepat mungkin akan segera mencapai titik jenuh. Saat kita melihat ke masa depan, kemungkinan produsen smartphone akan mengalihkan penekanan mereka ke bidang teknologi lain untuk lebih meningkatkan pengalaman pengguna. 

Infografis Baterai Ponsel Meledak (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Baterai Ponsel Meledak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya