AI Generatif Bisa Jadi Senjata untuk Jaga Keamanan Siber, IBM Ungkap Keuntungannya

IBM mengatakan bahwa AI generatif bisa memberikan sejumlah keuntungan apabila dipakai sebagai senjata dalam memperkuat perlindungan keamanan siber.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Nov 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2023, 14:00 WIB
Banner Infografis Klaim dan Ancaman Hacker Bjorka Bocorkan Data Bikin Gerah Kominfo hingga Istana. (Liputan6.com/Abdillah)
Ilustrasi kebocoran data dan keamanan siber. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI generatif, dinilai bisa menjadi senjata buat tim keamanan siber di Indonesia, untuk membantu memperkuat proteksi terhadap serangan.

"Dengan banyaknya kasus serangan siber di Indonesia, sangat penting bagi organisasi untuk selalu memperhatikan keamanan data mereka," ujar Roy Kosasih, President Director, IBM Indonesia.

Mengutip siaran pers, Minggu (12/11/2023), IBM menilai Indonesia tengah bergulat dengan tantangan keamanan siber, seiring meningkatnya potensi kebocoran aset data.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan tidak kurang 976,5 juta serangan siber telah terjadi hanya pada 2022 saja.

Sejumlah upaya untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah keamanan siber dan pelindungan data pribadi pun sudah dilakukan.

Misalnya, Pemerintah mengesahkan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi di tahun 2022, yang akan berlaku dan mengikat secara hukum kepada bisnis lokal dan juga perusahaan internasional yang menangani data konsumen Indonesia.

UU ini juga bertujuan untuk melindungi data pribadi, serta akan membantu meningkatkan dan memfasilitasi peningkatan literasi terhadap pelindungan data pribadi di Indonesia.

Ada juga Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber.

"Baik entitas pemerintah maupun swasta memikul tanggung jawab bersama untuk melindungi data publik atau kliennya," kata Roy dalam pernyataannya.

"Dalam hal ini, AI akan menjadi katalisator dalam peningkatan produktivitas karena meningkatnya keamanan sebuah perusahaan, dengan menjawab kekurangan sumber daya dalam tim keamanan siber dan meningkatkan deteksi dan respons sehingga lebih cepat dan efektif."

Penting untuk Selalu Waspada

Hadirnya AI generatif pun dapat mempersenjatai tim keamanan siber dan membantu memanajemen pengelolaan keamanan, dengan kemampuannya mendeteksi kemungkinan terjadi ancaman, memitigasi serangan, dan memproteksi sistem dari serangan yang semakin kreatif dan canggih.

IBM mengatakan, pelaku kejahatan siber terus menerus mengembangkan tipu muslihat baru, sehingga penting untuk selalu waspada, bergerak cepat, dan selalu terdepan dalam hal memperkuat keamanan siber.

AI generatif sendiri dibangun dari foundation models, yang kemudian dilatih dengan data umum yang luas dan disesuaikan dengan berbagai keperluan.

Setelah dilatih, model-model ini dapat dengan mudah disesuaikan dengan banyak contoh-contoh penggunaan (use cases) dengan menggunakan 10 hingga 100 kali lipat data yang berlabel dibandingkan dengan pendekatan sebelumnya.

Jika model AI dilatih pada varian ransomware tertentu, dia akan dapat mengidentifikasi berbagai tanda khusus dan hal-hal yang tidak terlihat jelas, yang menyimpulkan bagaimana ransomware tersebut ada di jaringan perusahaan, lalu menandainya dengan prioritas.

Tetapi sebuah foundation-model AI tidak perlu melihat ransomware tertentu untuk mengetahui perilaku yang tidak wajar dan mencurigakan.

 

AI Generatif Bisa Menyesuaikan Diri

Foundation-model AI dapat belajar sendiri, mereka tidak perlu dilatih dengan skenario tertentu, oleh karena itu dalam kasus ini mereka akan dapat mendeteksi ancaman yang sulit dipahami dan belum pernah dilihat sebelumnya.

Menurut perusahaan, di masa depan, mengelola tugas keamanan yang berulang seperti merangkum peringatan dan analisis, akan meringankan beban kerja tim untuk untuk mengatasi masalah yang lebih strategis.

AI generatif pun dapat menghasilkan konten keamanan seperti deteksi, alur kerja, dan kebijakan lebih cepat daripada manusia, sehingga mempercepat implementasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan ancaman keamanan secara real-time.

AI generatif juga dapat mempelajari dan membuat respons aktif yang dioptimalkan dari waktu ke waktu, dengan kemampuan untuk menemukan semua insiden serupa, memperbarui semua sistem yang terpengaruh, dan memperbaiki semua kode yang rentan.

 

Tindakan Tercepat dan Terbaik Bisa Diambil

Lebih lanjut, IBM mengungkapkan bahwa mereka pada awal tahun ini juga meresmikan IBM Academy for Hybrid Cloud and AI di Batam, berkolaborasi dengan para mitra dan institusi pendidikan.

Tujuannya adalah untuk mempercepat pemanfaatan kecerdasan buatan di Indonesia, serta sebagai bentuk komitmen menjembantani kesenjangan dalam keterampilan AI.

"Pada akhirnya, kita tidak dapat menghentikan pelaku serangan siber untuk menyerang kita, tetapi kita dapat mengetahui bahwa mereka telah menyerang kita, dan kemudian kita dapat mengambil tindakan terbaik dan tercepat untuk memperbaikinya," kata Roy.

"AI akan menjadi media percepatan untuk meningkatkan produktivitas keamanan perusahaan, dengan mengatasi hambatan manusia dalam tim pengelola keamanan dan meningkatkan kecepatan dan deteksi dan respons ancaman siber."

Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ini Respons Kominfo dan Imigrasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ini Respons Kominfo dan Imigrasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya