Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengalami penurunan selama delapan kuartal berturut-turut, pasar smartphone Indonesia akhirnya bangkit kembali pada kuartal ketiga 2023 (3Q23).
Berdasarkan laporan IDC (International Data Corporation), Senin (4/12/2023), pasar smartphone Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 8,8% year-over-year (YoY) dengan penurunan minimal quarter-over-quarter (QoQ) sebesar 0,9%, menjadi 8,9 juta unit.
Baca Juga
Adapun untuk pengiriman smartphone 5G, kini mengalami pertumbuhan sebesar 54% YoY, setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4,3%.
Advertisement
Smartphone 5G mencapai pangsa tertinggi sepanjang masa karena menyumbang 19,2% dari total smartphone di Indonesia pada 3Q23.
Pada kuartal ini, Oppo kembali meraih peringkat pertama setelah sebelumnya tergeser oleh Samsung pada kuartal kedua. Smartphone ini mengapalkan 1,8 juta unit smartphone dengan pangsa pasar 20,1%.
Meski demikian, pertumbuhan perusahaan masih mengalami penurunan sebesar 4,4% YoY.
Sementara itu, Samsung, kini berada di urutan kedua dengan mengapalkan 1,4 juta unit smartphone serta pangsa pasar 16,3%. Pada kuartal tiga ini, perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 17,8%.
Di urutan ketiga, kini ditempati Transsion (induk Tecno, itel, Infinix), dengan pengapalan 1,4 juta unit smartphone. Perusahaan rupanya mengalami kenaikan pertumbuhan cukup besar, yakni sebesar 79,7% YoY.
Selanjutnya, Xiaomi masih konsisten berada di urutan keempat dengan pengapalan 1,3 unit smartphone. Meski demikian, perusahaan mengalami kenaikan pertumbuhan di kuartal ini sebesar 17,9% YoY.
Sementara itu, Vivo merosot ke posisi kelima dengan penurunan pertumbuhan 16,9% YoY dan pengapalan hanya sebanyak 1,3 unit.
Smartphone di Berbagai Segmen Mengalami Peningkatan
IDC melaporkan, smartphone dengan harga di atas USD 600 atau Rp 9,2 juta mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Hal ini didorong oleh peluncuran HP lipat dari Samsung dan pengiriman iPhone 13 dan iPhone 14 dari Apple.
Sementara itu, untuk smartphone di segmen kelas menengah juga mengalami pertumbuhan hingga 16,8% YoY. Peningkatan ini didorong oleh Samsung, Apple, dan OPPO.
Adapun untuk smartphone kelas bawah, di kuartal ini akhirnya mengalami pertumbuhan setelah sebelumnya menurun selama beberapa kuartal. Di kuartal ini, smartphone kelas bawah tumbuh 2,7% YoY.
Di segmen smartphone kelas bawah, diisi dengan persaingan yang ketat antara Transsion, vivo, Xiaomi, dan realme.
Associate Market Analyst IDC Indonesia mengungkapkan, “kami mulai melihat jalan menuju pemulihan dengan rebound di 3Q23 ini. Namun, dengan laporan konsumsi yang lambat, vendor diharapkan untuk terus berhati-hati dalam menyusun strategi langkah mereka untuk mencegah persediaan berlebihan di saluran mereka."
“Pengiriman smartphone sepanjang tahun 2023 diperkirakan akan tetap lebih rendah, atau paling banter, tetap jika dibandingkan dengan tahun 2022,” tambah Vanessa.
Advertisement
Laporan IDC Pasar Smartphone Indonesia di Kuartal 2
Pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan di segmen entry level membuat penurunan year-over-year (YoY) menjadi satu digit, karena sebagian besar pemain utama meningkatkan pengiriman mereka di sektor ini.
Alhasil, pangsa pasar smartphone 4G kembali naik menjadi 86% dari yang semula hanya 82% pada kuartal sebelumnya. Sedangkan smartphone 5G mengalami penurunan sebesar 4,3% YoY untuk pertama kalinya sejak kemunculannya pada tahun 2020.
Samsung tercatat merajai pasar smartphone di Indonesia untuk kuartal kedua (Q2) 2023 versi IDC. Pabrikan Korea Selatan itu mengapalkan 1,9 juta unit ponsel dengan pangsa pasar 20,8%. Namun, pertumbuhan perusahaan masih turun 3,4% YoY.
Di urutan kedua ada Oppo yang mengapalkan 1,6 juta unit ponsel dan meraup pangsa pasar 17,6%. Perusahaan teknologi asal China ini turun 19,8% YoY.
Lalu di urutan ketiga ada Vivo dengan pengapalan 1,5 juta smartphone dan mencatat pangsa pasar 16,5% (turun 13,1% YoY). Di posisi keempat, Xiaomi berhasil mengapalkan 1,3 juta unit HP dengan pangsa pasar 14,7% (turun 11,8% YoY)
Pangsa Pasar Smartphone Premium Naik di Kuartal 2
Menurut IDC, smartphone dengan harga yang lebih tinggi di segmen >USD 600 atau sekitar Rp 9,1 juta mengalami kenaikan hingga 71% YoY. Hal ini dikarenakan adanya persaingan antara Apple dengan Samsung pada segmen tersebut.
Vanessa Aurelia, Asosiasi Analisis Pasar di IDC Indonesia, menyatakan bahwa adopsi ponsel 5G berjalan lambat karena adanya tantangan, baik dari sisi permintaan maupun pasokan. Pangsa smartphone 5G masih sangat kecil dibandingkan smartphone 4G.
Meskipun harganya lebih terjangkau, rekanan 4G seringkali memiliki spesifikasi yang jauh lebih baik dengan harga serupa. Karena konektivitas 5G masih terbatas pada area tertentu saja, fitur 5G belum cukup memberikan daya tarik bagi calon konsumen baru.
Tingkat penertasi smartphone 5G yang rendah menyebabkan perusahaan telekomunikasi tetap berhati-hati dalam investasi 5G mereka, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya dan tingkat pengembalian secara keseluruhan.
Advertisement