Komisi Eropa Selidiki Meta Soal Perlindungan Anak-Anak

Komisi Eropa akan membuka investigasi formal terhadap Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram atas kekhawatiran terkait perlindungan anak.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 18 Mei 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2024, 11:00 WIB
Meta Sign
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Uni Eropa mengambil langkah tegas terkait dengan Meta. Lembaga ini memulai investigasi formal terhadap Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram.

Investigasi dilakukan terkait adanya kekhawatiran mengenai perlindungan anak dan perilaku adiktif yang disebabkan oleh platform tersebut.

Mengutip Gizchina, Sabtu (18/5/2024), investigasi ini di bawah Undang-Undang Layanan Digital alias DSA, yang bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan Meta terhadap peraturan dan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak secara online serta mencegah potensi bahaya yang disebabkan oleh algoritma adiktif.

Komisaris Eropa untuk Pasar Internal Meta Thierry Breton menyatakan keraguan tentang upaya Meta memenuhi kewajibannya di bawah aturan DSA, terutama dalam mengurangi risiko yang dihadapi oleh anak muda di Eropa ketika memakai Facebook dan Instagram.

"Komisi Eropa khawatir bahwa sistem Facebook dan Instagram, termasuk algoritma mereka bisa merangsang perilaku adiktif online pada anak-anak dan menciptakan efek lubang kelinci," kata Thierry Breton.

Adapun investigasi terhadap Meta akan berfokus pada beberapa aspek utama. Tujuannya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak di platform media sosial.

Kekhawatiran Akan Sifat Adiktif Platform-Platform Meta

Meta
Facebook baru saja mengumumkan perubahan nama menjadi Meta. (Foto: Facebook)

Salah satu kekhawatiran utama dari Eropa adalah sifat adiktif yang ditimbulkan Facebook dan Instagram dengan algoritma yang bisa menyebabkan kecanduan perilaku.

Adapun efek lubang kelinci yang dimaksud adalah efek yang menarik pengguna untuk mengonsumsi konten yang kian bermasalah. Konten-konten ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental dan emosional pengguna.

Berikut adalah tiga area yang bakal ditelusuri Uni Eropa selama menyelidiki Meta:

1. Kecanduan dan Efek Lubang Kelinci: Investigasi akan meneliti potensi platform dalam memicu perilaku adiktif dan mekanisme yang dapat menyebabkan pengguna, utamanya anak-anak, masuk ke siklus terus menerus mengonsumsi konten yang bisa berpotensi bahaya dan adiktif.

2. Efektivitas Tool Verifikasi Usia: Investigasi akan menilai tool dan metode yang dipakai Meta untuk memverifikasi usia pengguna, utamanya anak-anak, untuk memastikan konten yang sesuai dengan usia dan langkah keamanan yang diterapkan.

Privasi dan Keamanan Anak Jadi Poin yang Diinvestigasi

Threads Meta
Threads Meta. (Unsplash/Julio Lopez)

3. Privasi dan Keamanan bagi Anak-anak: Dalam hal ini, Uni Eropa ingin mengevaluasi tingkat privasi, keselamatan, dan keamanan yang diberikan kepada anak-anak saat memakai Facebook dan Instagram, terutama terkait dengan pengaturan privasi default dan cara kerja sistem rekomendasi.

Sementara itu, merespon soal investigasi yang dilakukan terhadapnya, Meta menekankan upaya jangka panjangnya dalam mengembangkan tool dan fitur yang ditujukan untuk melindungi pengguna muda di platformnya.

Perusahaan juga menggarisbawahi metode verifikasi usia dan komitmennya untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Meta mengklaim kalua mereka serius melindungi anak-anak.

Kendati begitu Meta memang menghadapi kritik dan tantangan hukum di masa lalu, termasuk gugatan atas dugaan pengumpulan data anak-anak tanpa persetujuan orang tua. Hingga ketakutan kalau platformnya bisa berdampak merusak kesehatan mental anak-anak.

Tambahkan Tool Pembuat Gambar Berbasis AI

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Sementara itu, belum lama ini Meta menggulirkan tool pembuat gambar berbasis AI real-time versi Beta ke WhatsApp. Sayangnya, baru para pengguna WhatsApp di Amerika Serikat yang mendapatkan fitur berbasis pembuat gambar berbasis AI ini.

Cara kerjanya, ketika pengguna mengetikkan prompt dalam bentuk teks-ke-gambar dalam chat dengan Meta AI, pengguna akan melihat bagaimana gambar berubah, sesuai dengan perintah detail apa yang ingin dibuat.

Mengutip The Verge, Selasa (23/4/2024), dalam contoh yang dibagikan oleh Meta, seorang pengguna mengetikkan prompt berikut, "Bayangkan pertandingan sepak bola di Mars."

Selanjutnya, gambar yang dihasilkan berubah dari seorang pemain sepak bola biasa menjadi, memperlihatkan lapangan sepak bola lengkap di lanskap Planet Mars.

Para pengguna yang di WhatsApp-nya sudah kebagian fitur beta ini bisa mencoba fitur ini dengan membuka obrolan dengan Meta AI, kemudian mengetikkan prompt dengan kata "Imagine" atau "Bayangkan."

Sekadar informasi, Meta menyebut model kecerdasan buatan  Meta Llama 3-nya sekarang bisa menghasilkan gambar yang lebih tajam dan berkualitas tinggi, serta lebih baik dalam menampilkan teks.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya