Firmansyah, Harumkan Indonesia Lewat Lomba Keamanan Cyber Dunia

Ia berhasil mengharumkan nama Indonesia sebagai juara pertama di kompetisi CyberSecurity for the Next Generation yang diadakan Kaspersky.

oleh Denny Mahardy diperbarui 02 Sep 2013, 12:51 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2013, 12:51 WIB
firmansyah-pembuat-aplikasi-130902b.jpg

Muda, cerdas dan berbakat, itulah sosok Firmansyah Azhari yang kini menjadi salah satu peneliti di BlackBerry Innovation Center (BIC). Ia berhasil mengharumkan nama Indonesia sebagai juara pertama di kompetisi CyberSecurity for the Next Generation yang diadakan Kaspersky.

Kompetisi ini diikuti oleh 15 finalis yang berasal dari berbagai negara di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah. Karya yang dilombakan oleh pemuda lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) ini merupakan skripsinya juga.

"Saya meneliti tentang kerentanan Near Field Communications (NFC). Alhamdulillah saat itu saya berhasil meraih juara di kategori video challenge sama juara umum sewaktu di Singapura," ungkap pria yang akrab disapa Firman itu saat dihubungi melalui telepon oleh Liputan6.com.

Dalam presentasinya, kala itu pria kelahiran Balikpapan ini melakukan sebuah demo dengan meminjam kartu mahasiswa peserta asal Malaysia yang telah menggunakan teknologi NFC. Demo itu dilakukannya untuk memperlihatkan betapa cepat dan mudahnya mendapatkan data seseorang menggunakan perangkat bersistem operasi Android.

Penelitian Firman yang dituangkan melalui paper berjudul 'Detection of Security Vulnerability in Indonesian NFC Applications' sukses mencuri perhatian juri hingga mengungguli peserta negara lain. Karyanya itu dinobatkan sebagai The Best Paper yang mengantarkannya ke jenjang kompetisi yang lebih tinggi.

"Saya menganalisa kerentanan keamanan pada aplikasi NFC di Indonesia, untuk e-payment dan data identitas elektronik. Kerentanan itu bisa diketahui pakai aplikasi mobile NFC Inspector," ujarnya.

Namun, aplikasi buatannya itu tidak dijual di toko aplikasi. Kemampuan aplikasinya yang bisa membuka celah keamanan yang ada di kartu NFC itu dikhawatirkannya akan dimanfaatkan orang lain untuk berbuat jahat.

"Gak dijual bebas aplikasinya, takut disalahgunakan. Tapi saya juga membuat aplikasi yang berfungsi menutup celah yang ada di kartu," imbuh Firman.

Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Blackberry Innovation Center (BBIC) menjadi sponsor dari keberangkatan Firman menuju lomba kelas dunia di Eropa. Tema yang diusung kompetisi yang dihelat di London, Inggris itu adalah "A secure Tomorrow is in your hands Today".

Tak Nyangka Juara

"Waktu itu ada peserta asal Inggris yang jago banget masalah keamanan cyber yang jadi lawan berat. Saya malah berpikir dia yang akan menang, ternyata malah saya juaranya," papar pria berusia 23 tahun itu.

Meskipun karyanya telah mendapat penghargaan kelas dunia, Firman mengaku masih ingin bertindak sebagai enabler technology. "Secara bisnis nanti akan dipikirkan, sementara cukup jadi enabler dulu saja," pungkasnya.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh Firman adalah terbang ke Jepang karena mendapatkan beasiswa dan melakukan penelitian di Tokyo Institut of Technology. Ia akan menetap di sana selama setahun untuk penelitian berkaitan dengan Teknik Elektkro Phisical Electronic.

Firman bermimpi bisa membuat produk yang dapat digunakan oleh banyak orang. Mimpinya tersebut sepertinya tak lama lagi akan terwujud. Sebab kartu multifungsi buatannya akan dibuat dalam skala kecil yang bekerja sama dengan lembaga lain untuk tetap dikembangkan.

"Tunggu saja waktunya, Insya Allah saya kabarin kok kalau sudah akan diluncurkan," ujar anak muda yang berada di bawah bimbingan Profesor Suwono itu lagi. Terus berkarya Firman! (den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya