Dewan Direksi BlackBerry telah membentuk komite khusus untuk mengurus opsi penjualan perusahaan yang saat ini sedang mengalami banyak kerugian. Kondisi ini ternyata membuat sang pendiri Mike Lazaridis prihatin. Lazaridis pun diketahui berusaha melakukan penyelamatan untuk membeli kembali perusahaan yang didirikannya itu.
Dilansir dari laman New York Times, Senin (23/9/2013), pendiri perusahaan saat masih bernama Research in Motion itu memang hanya punya 5,7 persen saham di BlackBerry. Karena itu Lazaridis dikabarkan mendekati dua perusahaan ekuitas untuk kemungkinan pembelian BlackBerry, yaitu Blackstone Group dan Carlyle Group.
Informasi ini diungkap sumber yang mengetahui rencana Lazaridis. Tapi saat ini proses dikabarkan sedang berlangsung dan belum segera memasuki tahap penawaran.
BlackBerry memang sedang kewalahan saat ini. Akhir pekan kemarin, perusahaan asal Kanada itu mengungkap prediksi kerugian yang diperkirakan mencapai US$ 1 miliar atau Rp 11,345 triliun. Setelah kabar itu diumumkan, saham perusahaan pun jatuh hingga 17,1 persen ke angka US$ 8,73.
Saat ini belum ada konfirmasi dari Lazaridis. Baik Blackstone dan Carlyle juga enggan memberikan komentar saat berusaha dikonfirmasi New York Times.
Menurut sumber, sejumlah perusahaan ekuitas memang dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli BlackBerry lebih dari setahun lalu. Tapi sejak 18 bulan lalu, banyak yang melakukan evaluasi terhadap perangkat BlackBerry yang sedang jatuh di pasaran.
Lazaridis sendiri mundur dari jabatan Co-CEO bersama Jim Balsillie sejak 2012. Karena kinerja dianggap menurun, keduanya digantikan oleh Thorsten Heins yang kini masih menjabat sebagai CEO. Lazaridis memang terlihat rela diganti.
"Di setiap perusahaan sukses yang dikembangkan oleh sang pendiri, ada saatnya memasuki fase baru pertumbuhan dan waktunya bagi sang pendiri untuk menyerahkan posisi ke manajemen baru," ucap Lazaridis saat itu.
Dikutip dari BGR, Lazaridis kemudian mundur dari BlackBerry mulai 1 Mei 2013. Setelah tak lagi menjabat Co-CEO, Lazaridis memang diberi posisi Vice Chairman dan anggota Dewan Direksi. (gal)
Dilansir dari laman New York Times, Senin (23/9/2013), pendiri perusahaan saat masih bernama Research in Motion itu memang hanya punya 5,7 persen saham di BlackBerry. Karena itu Lazaridis dikabarkan mendekati dua perusahaan ekuitas untuk kemungkinan pembelian BlackBerry, yaitu Blackstone Group dan Carlyle Group.
Informasi ini diungkap sumber yang mengetahui rencana Lazaridis. Tapi saat ini proses dikabarkan sedang berlangsung dan belum segera memasuki tahap penawaran.
BlackBerry memang sedang kewalahan saat ini. Akhir pekan kemarin, perusahaan asal Kanada itu mengungkap prediksi kerugian yang diperkirakan mencapai US$ 1 miliar atau Rp 11,345 triliun. Setelah kabar itu diumumkan, saham perusahaan pun jatuh hingga 17,1 persen ke angka US$ 8,73.
Saat ini belum ada konfirmasi dari Lazaridis. Baik Blackstone dan Carlyle juga enggan memberikan komentar saat berusaha dikonfirmasi New York Times.
Menurut sumber, sejumlah perusahaan ekuitas memang dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli BlackBerry lebih dari setahun lalu. Tapi sejak 18 bulan lalu, banyak yang melakukan evaluasi terhadap perangkat BlackBerry yang sedang jatuh di pasaran.
Lazaridis sendiri mundur dari jabatan Co-CEO bersama Jim Balsillie sejak 2012. Karena kinerja dianggap menurun, keduanya digantikan oleh Thorsten Heins yang kini masih menjabat sebagai CEO. Lazaridis memang terlihat rela diganti.
"Di setiap perusahaan sukses yang dikembangkan oleh sang pendiri, ada saatnya memasuki fase baru pertumbuhan dan waktunya bagi sang pendiri untuk menyerahkan posisi ke manajemen baru," ucap Lazaridis saat itu.
Dikutip dari BGR, Lazaridis kemudian mundur dari BlackBerry mulai 1 Mei 2013. Setelah tak lagi menjabat Co-CEO, Lazaridis memang diberi posisi Vice Chairman dan anggota Dewan Direksi. (gal)