Potret Menembus Batas: Fatamorgana di Way Kambas

Fatamorgana merajam hutan Way Kanan. Satwa dan flora harus tetap sabar menunggu tetesan hujan.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Des 2015, 01:57 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 01:57 WIB
Potret Menembus Batas: Fatamorgana di Way Kambas
Fatamorgana merajam hutan Way Kanan. Satwa dan flora harus tetap sabar menunggu tetesan hujan.

Liputan6.com, Lampung - Kutilang tampak terengah-engah menahan dahaga di tengah situasi yang begitu panas. Kemarau panjang kali ini telah menyedot seluruh persediaan air, yang ada di kawasan Hutan Taman Nasional Way Kambas.

Seluruh satwa penghuni taman nasional ini, dengan sisa energi yang dimiliki, mencari sumber air yang tersisa. Namun sia-sia, semuanya kering.

Bahkan sekelompok gajah berusaha menelan rumput kering yang ternyata, mulutnya tak mampu menerima.

Sumiyanto merasakan betapa sengsaranya satwa penghuni hutan ini. Bersama kelompoknya yakni penyelamat satwa liar dari Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera atau PKHS, ia membawa air dari sumur-sumur desa yang mulai mengering, guna membantu satwa.

Ini sudah dilakukan dalam 5 tahun terakhir dan tahun ini adalah musim kering paling parah. Hanya menyisakan air payau yang tidak layak minum.

Jarak untuk mencapai beberapa titik penempatan air kurang lebih 12 km.

Sebuah tempat dipilih untuk menempatkan air bantuan bagi satwa, karena sejatinya lokasi ini adalah telaga tempat seluruh satwa melepas dahaga. Sejak bulan Agustus silam, tempat ini berubah menjadi padang tandus.

Retak, kering, dan memancarkan hawa panas. Ini sesungguhnya adalah dasar Rawa Gajah Way Kanan. Bahkan air laut telah mengisi cekukan-cekukan sungai yang menghubungkan dengan Rawa Gajah.

Panas betul-betul menguasai kawasan bawah permukaan bumi hutan Way Kanan. Hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi yang mampu mempertahankan hijaunya daun.

Air asin tak bisa lagi mehilangkan dahaga yang dirasakan satwa selama berbulan-bulan.

Fatamorgana merajam hutan Way Kanan. Satwa dan flora harus tetap sabar menunggu tetesan hujan.

Kawasan Taman Nasional Way Kambas adalah benteng perlindungan terakhir satwa-satwa dilindungi. Taman Nasional ini menjadi rumah bagi ribuan satwa.

400 Jenis burung misalnya, bebas terbang bersiul, bahkan betelur di kawasan hutan seluas 125 ribu hektare ini.

Kerinduan yang paling dalam dirasakan satwa-satwa di sana adalah datangnya air yang jatuh dari langit. Rusa-rusa ingin sekali meyambut hujan di savana.

Mitigasi bencana kekering masih harus terus dilakukan hingga musim hujan benar-benar hadir.

Saksikan selengkapnya kemarau di Taman Nasional Way Kambas yang ditayangkan Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (13/12/2015), di bawah ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya