Liputan6.com, Jakarta - Perhelatan Asian Para Games 2018 tinggal mengitung hari. Para atlet Indonesia pun masih dalam masa pelatnas di Solo. Sayang, untuk tim basket kursi roda Indonesia, ada beberapa masalah yang menghadang mereka.
Untuk kali pertama Indonesia memiliki timnas basket kursi roda di ajang Asian Para Games. Mengingat status Indonesia sebagai tuan rumah Asian Para Games 2018, timnas basket kursi roda Indonesia pun dibentuk dengan waktu yang sangat singkat.
Advertisement
Baca Juga
Persiapan yang dilakukan mereka baru dimulai pada Januari 2018. Hebatnya, hanya satu pemain yang memang memiliki latar belakang basket. Sebelas pemain lainnya harus benar-benar belajar dari nihil untuk teknik-teknik standar.
Di tengah perjuangan mereka agar bisa tampil maksimal di Asian Para Games 2018, Donald Santoso dan kawan-kawan justru mengalami kesulitan dalam hal persiapan. Salah satunya adalah belum bisa dijajalnya peralatan yang akan digunakan untuk multiajang yang dihelat pada 6-13 Oktober 2018 itu.
"Peralatan itu sudah dipesan sejak April 2018, sudah dilakukan pengukuran. Seharusnya bisa diselesaikan dua bulan. Peralatannya memang sudah tiba di Solo, tapi belum bisa tertahan di Bea Cukai. Masih ada masalah administrasi," kata Donald yang berstatus sebagai kapten, saat mengunjungi kantor Kapan Lagi Youniverse (KLY), Senin (17/9/2018).
Butuh Adaptasi
Jadi, untuk setiap atlet memiliki karakteristik kursi roda yang berbeda. Kursi roda tersebut pun hanya bisa dipakai satu orang atlet saja. Jadi sebelum dipesan, sempat dilakukan pengukuran terkait lebar badan hingga gaya bermain.
Sayang, sampai jelang Asian Para Games 2018 dimulai, mereka belum bisa menjajal alat tersebut. Padahal, mereka juga butuh waktu untuk beradaptasi dengan kursi rodanya masing-masing. "Seharusnya bisa segera dipakai karena butuh waktu untuk adaptasi. Kursi itu jelas jauh lebih bagus dari yang dipakai sekarang," jelas Donald.
Donald juga menyebut bahwa kursi roda yang dipakai untuk pertandingan nanti adalah urusan pemerintah. Namun, hal itu tak berlaku untuk kursi roda yang mereka gunakan selama pelatnas.
"Kalau yang sekarang dipakai adalah hasil dari donasi dan dana pribadi. Sedangkan yang untuk pertandingan belum bisa dipakai karena masalah itu tadi," keluhnya.
Advertisement