Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ignasius Jonan menilai, proyek pembangunan kereta cepat Shinkansen belum terlalu diperlukan. Saat ini, hal yang sangat diperlukan memperbaiki jalur kereta api untuk meningkatkan kecepatan kereta.
Pemerintah berencana untuk membangun proyek kereta cepat Shinkansen dengan rute Jakarta-Bandung dengan nilai investasi Rp 53 triliun. Dengan adanya kereta ini dinilai akan mengurangi kepadatan kendaraan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya terutama saat liburan.
"Tidak perlu kita bangun kereta cepat, yang perlu itu jalur mati kereta yang ada diperbaiki, rel ditinggikan supaya kecepatan kereta itu bisa bertambah," ujar Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ignasius Jonan, usai konferensi pers di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2014).
Dia mengatakan, dana yang dianggarkan untuk pembangunan kereta cepat akan lebih baik jika digunakan untuk pembangunan jalur kereta di luar Pulau Jawa terutama pada wilayah Indonesia timur.
"Kalau bangun, itu harus pemerintah, walaupun PPP (skema public privat partnership) sebagian besar dananya juga dari pemerintah. Kenapa dana itu tidak untuk membangun di luar Jawa yang lebih membutuhkan seperti bangun jalur Trans Sumatera, Trans Kalimantan, atau di Papua. Supaya ada pemerataan pembangunan" lanjutnya.
Dia juga menyatakan, target pemerintah yang ingin merealisasikan pembangunan kereta cepat ini pada 2015 sehingga diharapkan bisa selesai pada 2020 tidak akan tercapai. Hal itu karena membutuhkan proses paling tidak lebih dari 10 tahun.
"Bangun kereta cepat itu lebih 10 tahun. Kalau mulai 2015 dan selesai 2020 tidak mungkin. Bangun double track Cikarang-Manggarai saja tidak ada realisasinya. Kalau tahun ini kita ditunjukan jadi operator tidak siap. Saya juga tidak minat dengan kereta cepat," ujar Jonan.
Bos KAI: RI Tak Perlu Bangun Kereta Cepat
Dana pembangunan kereta cepat Shinkansen dinilai lebih digunakan untuk pembangunan jalur kereta di luar Jawa terutama Indonesia timur.
Diperbarui 05 Mar 2014, 15:35 WIBDiterbitkan 05 Mar 2014, 15:35 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Energi & TambangJakarta Gelap Satu Jam Hari Ini: Aksi Hemat Energi untuk Bumi
10
Berita Terbaru
Mentan Amran: Tidak Ada Satupun Negara di Dunia, Ingin Indonesia Swasembada Pangan
Bunda Iffet Slank dan Cerita di Balik Terbentuknya Komunitas Slankers
Menteri Mu'ti: Banyak Konten Media Sosial Cari Sensasi untuk Sesuap Nasi
Cuaca Hari Ini Minggu 27 April 2025: Jabodetabek Diprakirakan Hujan Sedang Siang Nanti
Bunda Iffet Slank Dimakamkan Minggu Siang di TPU Karet Bivak
Banyak Ijazah Warga Jakarta Ditahan, Pramono Minta Pemutihan Dilanjutkan
Waketum Golkar Ajak Publik Tak Habiskan Energi Bahas Usul Pergantian Wapres dan Isu Ijazah Palsu
Danjen Kopassus: Ormas Ganggu Keamanan Harus Ditindak
Kapolres Jaktim Tegaskan Penyelidikan Kasus Kematian Mahasiswa UKI Sudah Maksimal dan Transparan
Pro Kontra Study Tour, Wakil Ketua DPRD Jabar Sebut Sekolah Harus Taat Aturan
Cak Imin Bakal Tunjuk Iman Sukri Nahkodai PKB Bali, Ajak Sowan ke Kiai Tapal Kuda
Bunda Iffet Ibunda Bimbim Slank Meninggal Dunia