Liputan6.com, Jakarta Kebijakan komisi perdagangan Uni Eropa yang mengeluarkan kebijakan pengenaan tarif bea masuk anti-dumping hingga 23% terhadap produk biofuel asal Indonesia masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan agar produk olahan sawit ini tidak dihalangi untuk masuk ke negara-negara di kawasan Eropa.
Salah satunya, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi akan melakukan kunjungan Eropa pada pekan depan untuk membicarakan persoalan tersebut. "Minggu depan (akan ke Eropa)," ujar Bayu di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2014).
Dalam kunjungannya, Bayu mengatakan, dirinya akan menjajaki pembicaraan dengan industri-industri di negara Eropa yang menggunakan biofuel asal Indonesia.
"Saya mau menjajaki dengan industri pengguna sawit Indonesia. Masa diganggu terus. Kalau memang bioefuel Indonesia tidak diinginkan oleh Eropa, kami akan pindahkan pasarnya (ke negara lain)," lanjutnya.
Bahkan dalam lawatannya ini, Bayu juga berencana untuk mengajak para petani kelapa sawit dari Indonesia untuk memberikan pemikirannya soal produk biofuel asal Indonesia ini. "Saya mau mengajak beberapa petani untuk bikin testimoni tentang kelapa sawit dimana mampu memberi dampak baik bagi mereka," jelas Bayu.
Menurut Bayu, sudah saatnya produk biofuel dalam negeri ini bebas dari tuduhan akan mencemari lingkungan bila digunakan.
"Masalah di Eropa yang selalu memberikan respon negatif terhadap sawit Indonesia. Kami punya misi untuk mengajak Eropa berpikir secara jernih soal lingkungan. Dan kami juga tidak bisa lebih banyak lagi memikirkan soal lingkungan saja," tandasnya.