Penjualan Mobil Murah Meningkat Bakal Dongkrak Pembiayaan Kredit

Manajemen perusahaan pembiayaan mengharapkan penjualan mobil murah ramah lingkungan berdampak ke peningkatan pembiayaan pinjaman kendaraan.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Mar 2014, 06:48 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2014, 06:48 WIB
adira-finance-130517b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) semakin meningkat diharapkan juga memberikan dampak pada peningkatan pembiayaan pinjaman kendaraan bermotor khususnya roda empat.

Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, Willy Suwandi Dharma mengatakan, dengan rata-rata penjualan LCGC sebesar 15 ribu unit per bulan, diharapkan mampu memberikan dampak pada peningkatan pembiayaan kredit kendaraan sebesar 6% dari total pertumbuhan penjualan mobil secara keseluruhan yang mencapai 10%.

"Tentu akan ada pengaruh yang positif, tetapi kami belum tahu apakah portofolionya akan berbeda, apakah dari total valuenya akan berbeda, karena sekarang ini industri mobil dari beberapa ATPM paling banyak tumbuh 10%, apakah itu dari LCGC atau yang lain, kami belum tahu. Tapi yang jelas kan penjualan LCGC dari bulan ke bulan naik," ujar Willy saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (9/3/2014).

Sementara itu, Director Chief Sales and Distribution Adira Finance, Hafid Hadeli menjelaskan, dengan melihat pangsa pasar LCGC yang semakin luas, Adira telah menyiapkan diri untuk menangani para konsumen mobil jenis ini.

 

Hal itu terutama bagi mereka kalangan menengah yang ingin mengganti kendaraan roda dua ke roda empat.

"Tahun ini asosiasi berharap akan ada perkembangan pada LCGC, sampai Januari saja sudah hampir 15% penjualannya. Untuk LCGC kami cukup siap karena kami banyak bermain di level menengah ke bawah, khususnya untuk konsumen motor yang mau pindah ke mobil. Harapannya kita bisa memaksimalkan," jelas Hafid.

Selain itu, dengan adanya LCGC ini, Hafid juga memperkirakan porsi pembiayaan kendaraan bermotor yang biasanya sebesar 55% untuk motor dan 45% untuk mobil dapat berubah menjadi masing-masing 50%.

Namun hal tersebut dapat terwujud jika kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik sehingga masyarakat memiliki kemampuan secara finansial untuk berpindah dari motor ke mobil.

"Tahun lalu, mobil porsinya 45% dan motor 55%. Tahun ini kami harapkan tetap bermain di sekitar segitu, tapi kedepannya akan 50%:50% karena pertumbuhan mobil akan lebih besar dibandingkan pertumbuhan motor. Itu kalau perekonomian Indonesia baik, jadi orang yang punya uang pasti maunya beli mobil. Tapi juga dengan syarat jalannya juga ada," tandasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya