Liputan6.com, Jakarta Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas) memperkirakan pembangunan tiga kilang minyak mentah, negara ini bisa menghemat miliaran dolar Amerika Serikat (AS) per tahun. Tak heran bila pihaknya mendesak pemerintah melalui PT Pertamina Tbk untuk merealisasikan proyek kilang itu.
Wakil Ketua Inaplas, Suhatmiyarso, mengusulkan pembangunan tiga unit kilang minyak baru untuk menekan volume impor bahan baku petrokimia sebesar 2 juta ton per tahun.
"Kalau bangun kilang tiga kilang dengan kapasitas keseluruhan 900 ribu barel per hari, kita tidak perlu lagi impor bahan baku petrokimia dan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) juga terpenuhi. Kita pun hanya perlu impor minyak mentahnya saja," ujar dia di Jakarta, Rabu (12/3/2014).
Dengan kilang itu, Suhatmiyarso menghitung, Indonesia dapat menghemat US$ 20 miliar per tahun atau setara Rp 228,3 triliun (kurs Rp 11.417 per dolar AS).
Nilai penghematan tersebut, lanjut dia, setara dengan investasi pembangunan dua unit kilang minyak mentah yang ditaksir sekitar Rp 90 triliun per unit kilang dengan kapasitas 300 ribu barel per hari. "Kita mengimpor minyak mentah naik setiap tahun sekitar 5%-7%," terangnya.
Inaplas, kata Suhatmiyarso, mengusulkan supaya pembangunan kilang minyak nantinya bisa terintegrasi dengan pabrik petrokimia. Sehingga tidak berdiri sendiri.
"Kalau sudah ada bahan baku akan mendorong pabrik-pabrik petrokimia untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Tapi perlu ada insentif juga dari pemerintah seperti tax holiday atau tax allowance supaya mendorong investasi baru," tukas dia.