7 Anggapan Negatif Soal Wanita yang Berkarir

Kaum maskulin seringkali mendominasi pekerjaan di kantor dan membuat para wanita tersisihkan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 25 Mar 2014, 06:36 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2014, 06:36 WIB
Bekerja
Magforwomen

Liputan6.com, New York Bukan rahasia lagi, kesenjangan antara pria dan wanita di kantor semakin melebar. Kaum maskulin seringkali mendominasi pekerjaan di kantor dan membuat para wanita tersisihkan hingga menuai tanggapan miring.

Seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (25/3/2014), berbagai tanggapan miring memang seringkali dihadapi para wanita yang memilih berkarir bahkan setelah memiliki anak.

Banyak yang mengatakan karir seorang wanita seringkali meredup setelah dirinya menjadi ibu.

Tak hanya itu, para wanita dianggap sering kesulitan membedakan kehidupan pribadi dan profesional. Berikut tujuh tanggapan negatif soal wanita yang berkarir:


1. Berhenti kerja saat sudah melahirkan

Banyak kandidat wanita yang ditolak saat melamar kerja karena dikhawatirkan berhenti bekerja setelah melahirkan.

Menurut para perekrut kerja di kantor, wanita yang meninggalkan pekerjaan setelah memiliki anak hanya buang-buang waktu dan tak banyak berkontribusi pada perusahaan.

2. Karir melambat saat telah memiliki anak

Para wanita seringkali memprioritaskan anaknya dibanding pekerjaan setelah menjadi ibu. Para manajer di perusahaan berasumsi bahwa wanita yang telah menjadi ibu seringkali mengalami perlambatan karir.

Ironisnya, tak ada perusahaan yang menganggap karir pria akan melambat setelah menjadi ayah.

3. Sering dianggap remeh saat memberi pendapat

Saat menyuarakan pendapat di kantor, para wanita seringkali menghadapi risiko yang tidak dirasakan para pria.

Wanita seringkali dianggap terlalu percaya diri dan egois saat menyampaikan opininya mengenai pekerjaan. Sedangkan pendapat para pria selalu dianggap lebih berkualitas.

4. Lebih sering bermasalah dibanding pria

Dalam membangun tim kerja, para wanita biasanya dianggap lebih baik daripada pria, khususnya di bidang komunikasi.

Tapi jangan salah wanita lebih sering bermasalah di kantor dibandingkan para pria khususnya soal pekerjaan.

5. Masih kalah dengan karir suami

Meski memiliki perjalanan karir masing-masing, para wanita selalu terlihat kalah dari para suaminya.

Dalam situasi santai, banyak orang yang sering bertanya tentang pekerjaan sang suami dan mengatakan karir sang istri masih kalah penting dari pasangannya tersebut.

Bahkan saat sang istri berperan sebagai tulang punggung keluarga, karirnya masih dianggap kalah dari suami.

6. Tidak mampu membedakan masalah pribadi dan profesional

Jika perempuan tidak berhasil membuktikan kehandalannya dalam berkarir, para pria seringkali mendominasi lingkungan kerja di kantor.

Para pria cenderung lebih berhasil dalam menunjukkan kemampuannya bekerja dibanding para wanita.

Para pria seringkali lebih mampu membedakan antara kehidupan pribadi dan profesional saat berada di kantor sementara wanita justru berperilaku sebaliknya.

7. Penampilan lebih diperhatikan

Urusan penampilan di kantor, para wanita cenderung lebih sering diperhatikan dan dikritisi dibanding para pria. Terlebih lagi jika terjadi kesalahan penampilan, para wanita biasanya lebih sering disalahkan.

Tak heran, untuk memenuhi standar suatu perusahaan, para wanita biasanya harus menghabiskan waktu leih lama dibanding para pria.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya