Atas Nama 230 Juta Warga RI, Mendag Tolak Stop Impor Sayur Buah

Keinginan petani lokal agar pemerintah menghentikan masuknya produk-produk pertanian asal negara lain masih jauh terpenuhi.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Mar 2014, 14:06 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2014, 14:06 WIB
2-pasar-kramatjati-140119c.jpg
Di pasar induk Kramat Jati, jumlah pasokan sayur terutama cabai dan bawang merah tampak menurun (Liputan6.com/Rini Suhartini).

Liputan6.com, Jakarta Keinginan petani lokal agar pemerintah menghentikan masuknya produk-produk pertanian asal negara lain masih jauh terpenuhi. Itu karena Menteri Perdagangan (Mendah) Muhammad Lutfi dengan tegas mengaku tak bisa menyetop kebijakan impor.

"Saya tolak secara tegas tidak impor. Mengapa?. Bahwa ketika harga naik, efisiensi berkurang, setuju tidak?. Tidak kita tolak," ujar dia saat memberi sambutan Agrinex Expo 2014 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (28/3/2014).

Menurut Lutfi, ketika produktifitas para petani lokal menurun, maka hasil pertanian yang dihasilkan berkurang. Otomatis akan berimbas pada harga di pasaran yang melonjak tajam.

Dengan demikian, untuk menurunkan harga mau tidak mau, pemerintah harus melakukan impor. "Saya hargai atas nama 2 juta petani (permintaan stop impor), tetapi atas mewakili 230 juta rakyat Indonesia, saya menolak (permintaan itu). Saya menolak membayar ketika efisiensi turun dan produktifitas turun, kemudian rakyat disuruh menanggung, itu saya tolak," tegas dia lagi.

Untuk itu, Lutfi menghimbau para petani, asosiasi dan kementerian terkait turut mendorong produktifitas hasil pertanian jika memang tidak mau ada produk impor yang masuk ke Indonesia.

"Kebijakan yang baik adalah kebijakan yang bisa memperbaiki posisi tawar Indonesia, bisa membawa nilai tambah bagi Indonesia. Konsumsi yang tinggi juga bisa mendorong nilai tambah yang baik bagi indo. Kita harus tolak harga yang tinggi, tapi disisi lain kita juga harus bangun produk kita sendiri," tandasnya.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya