Kementerian ESDM Kembangkan Bahan Bakar Nabati di Boyolali

Pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati dengan membudidayakan kemiri sunan di Boyolali, Jawa Tengah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Mar 2014, 15:19 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2014, 15:19 WIB
Kementerian ESDM Kembangkan Bahan Bakar Nabati di Boyolali
Pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati dengan membudidayakan kemiri sunan di Boyolali, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada lahan kritis berbasis Masyarakat di Boyolali, Jawa Tengah.

Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo mengatakan, pengembangan BBN pada lahan kritis berbasis masyarakat dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional.

Program tersebut  merupakan pembudidayaan kemiri sunan sebagai bahan baku BBN dan mempromosikan kemiri sunan dan pemanfaatan BBN untuk kebutuhan energi.

"Lokasi yang akan digunakan untuk penanaman kemiri Sunan adalah Desa Sumur Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yang terletak di lereng Gunung Merapi, lahan telah tersedia seluas 20 hektar," kata Susilo, di Jakarta, Jumat (28/3/2014).

Tanaman kemiri sunan merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan metode tumpang sari dan rencananya lahan ditanami dengan kopi Arabica.

Kemiri Sunan merupakan tanaman penghasil minyak nabati. Tanaman ini merupakan tanaman konservasi dengan daun lebat, perakaran dalam dan kuat (menahan erosi) dan daya adaptasi luas 100-800 meter di atas permukaan laut,  curah hujan 1.000 - 2.500 mm per tahun.

"Tanaman ini sangat tepat untuk konservasi termasuk konservasi lahan bekas tambang, lahan kritis, dan reforesting," tutur Susilo.

Berdasarkan penelitian, produktivitas kemiri sunan lebih baik dari tanaman penghasil minyak nabati lainnya seperti sawit, jarak pagar atau nyamplung.

"Produktivitas biji mencapai 50 - 300 kg/pohon/thn (sesuai umur), dan akan menghasilkan rendemen minyak kasar: 52 % dari kernel. Rendemen biodiesel yang dihasilkan adalah 88 % dari minyak kasar, dan sisanya berupa gliserol," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya