Mobil Pribadi dan Motor Sedot Subsidi BBM Rp 227 Triliun

Dana subsidi BBM dimanfaatkan oleh mobil pribadi sebesar 53% dan sepeda motor 40%

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Mei 2014, 10:09 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2014, 10:09 WIB
foto-bbm-8-130622a.jpg
Masyarakat mulai memenuhi SPBU. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)
Liputan6.com, Jakarta - Ide Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bertahap selama empat tahun disambut baik sejumlah kalangan. Salah satunya, Pengamat Transportasi Djoko Stidjowarno.
 
Menurut dia, pencabutan subsidi pada BBM bertahap sangat realistis karena akan tidak terasa. "Seumpamanya setiap enam bulan naik Rp 500 per liter. Itu tidak akan terasa," kata Djoko saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Senin (5/5/2014).

Namun kenaikan harga BBM ini harus diikuti dengan peningkatan dan perbaikan fasilitas transportasi umum, terutama di darat.

Djoko menyebutkan, 97% subsidi BBM dihabiskan transportasi darat, sedangkan sisanya 3 % digunakan oleh penyeberangan, nelayan, dan rumah tangga.

Jika ditotalkan dari 97% subsidi tersebut, mayoritas subsidi dimanfaatkan oleh mobil pribadi sebesar 53% dan sepeda motor 40%.

Dari porsi pemanfaatan subsidi tersebut terlihat bahwa sebagian besar subsidi dinikmati oleh masyarakat mampu.
Sedangkan sisanya 4% digunakan oleh angkutan barang dan 3% digunakan oleh angkutan umum.

"Kemudian artinya sebabnya 40% ditambah 53% dihabiskan kendaraan pribadi, akibatnya 2013 kendaraan pribadi menghabiskan Rp 227 triliun," tuturnya.

Sedangkan jika ingin memperbaiki transportasi massal di Indonesia, negara tidak perlu mengeluarkan anggaran sebesar subsidi BBM, karena itu pengurangan subsidi BBM wajib didukung.

"Padahal kalau kita ingin memperbaiki transportasi di kota-kota Indonesia tidak sampai Rp 1 triliun," ungkapnya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya