Pengusaha: Tarif Listrik Naik Terus, Tapi Masih Mati Lampu

Kamar Dagang Industri (KADIN) Indonesia mengaku kecewa atas pemadaman listrik yang terjadi wilayah Jakarta dan Tangerang sejak Senin kemarin

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Mei 2014, 14:10 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 14:10 WIB
Foto ilustrasi listrik
(Foto: Dokumentasi PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang Industri (KADIN) Indonesia mengaku kecewa atas pemadaman listrik yang terjadi wilayah Jakarta dan Tangerang sejak Senin, 12 Mei 2014. Apalagi tarif listrik untuk pelanggan industri besar baru saja dinaikkan pada awal bulan ini.

Ketua KADIN Suryo Bambang Sulito menyayangkan,  kenaikan tarif listrik ternyata tidak diimbangi dengan pelayanan yang baik.

"Kemarin listrik naik kok mati? Yang penting juga kami ingin kepastian," kata Suryo, di Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Suryo mengaku, pihaknya menyetujui kenaikan TTL yang mulai diberlakukan 1 Mei 2014. Namun hal itu harus diimbangi dengan  kepastian pasokan listrik yang baik, pasalnya dunia usaha sangat bergantung dengan pasokan listrik.

"Naikkan listrik oke, tapi juga perhatikan pasokannya. Jangan sampai tarif listrik naik, pasokan sulit," ungkapnya.

Pemadaman yang sudah berlangsung dalam dua hari ini, dunia industri mengalami kerugian. Namun pihaknya belum mendapat laporan besaran kerugian tersebut.

"Ini makanya kadang dunia usaha dirugikan, tapi  belum ada laporan berapa kerugiannya," tuturnya. 

Sekadar informasi, PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) masih melakukan pemadaman listrik bergilir di wilayah Jakarta dan Tangerang. Pemadaman listrik tersebut dilakukan akibat adanya defisit daya sekitar 750 megawatt (MW) pada Sub Sistem Muara Karang–Gandul, Balaraja-Lontar, dan Kembangan pada Selasa 13 Mei 2014. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya