Biayai Petani Kecil, RI Butuh Sistem Perbankan yang Adaptif

Lembaga pembiayaan bagi petani harus adaptif pada berbagai karakteristik dan kondisi usaha.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 21 Jun 2014, 18:28 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2014, 18:28 WIB
Perputaran Uang Hasil Pembelian Beras Petani Capai Rp 27 Miliar
Perum Bulog Kalimantan Barat melakukan sejumlah program untuk membantu petani dan masyarakat miskin.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Arif Satria menilai pembiayaan di sektor pertanian dan perikanan masih menjadi salah satu kendala dalam menggenjot sektor tersebut.

Pasalnya sejumlah lembaga pembiayaan yang ada masih menggunakan sistem perbankan konvensional dengan persyaratan yang tak mudah dipenuhi petani dan nelayan.

"Gagasan dua capres mengenai bank agro maritim dan bank tani itu bisa dikolaborasikan. Tapi akan sulit diakses petani kecil jika masih menggunakan sistem perbankan biasa," ujarnya dalam diskusi mengenai visi misi capres bidang ekonomi pertanian di Jakarta, Sabtu (21/6/2014).

Dalam pandangannya, lembaga pembiayaan bagi petani harus adaptif pada berbagai karakteristik dan kondisi usaha. Hal ini akan memudahkan para pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan untuk memperoleh modal.

Dia lalu mencontohkan sebuah koperasi usaha nelayan di Jawa Barat. Menurutnya, koperasi tersebut telah menggunakan sistem pembiayaan yang cukup adaptif.

"Ada satu koperasi yang buka hingga malam hari saat nelayan mau pergi melaut. Lalu subuh dari jam 5 sampai jam 8 pagi, koperasi tersebut dibuka karena nelayan mau lelang ikan. Semua pinjaman langsung dikembalikan dan berlangsung harian," paparnya.

 Terbukti, para nelayan kecil dapat dipercaya untuk diberikan pinjaman modal selama sistem yang digunakan sesuai dengan kondisi usahanya.(Sis/Nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya