Liputan6.com, Jakarta - PT Bhimasena Power Indonesia, perusahaan yang 34 persen sahamnya dimiliki oleh PT Adaro Power yang merupakan anak perusahaan dari PT Adaro Energy Tbk, mengumumkan penundaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa Tengah (Jateng).
Dalam siaran pers yang diterima redaksi Liputan6.com, pada Jumat pekan lalu, perseroan mengirimkan surat kepada pemangku kepentingan terkait khususnya PT PLN (Persero) dan kepada kontraktor Engineering, Procurement dan Construction (EPC).
Dalam surat tersebut, Bhimasena terpaksa mengumumkan keadaan kahar (force majeure) dikarenakan sebagian kecil pemilik lahan yang tersisa tetap bersikeras untuk menolak menjual lahannya.
Bhimasena juga menegaskan bahwa perusahaan tetap berupaya maksimal untuk menyelesaikan komitmen pembebasan lahan untuk kemudian dibangun oleh kontraktor EPC, dan segera dilaksanakan pembangunan PLTU sehingga listriknya dapat dipasok kepada PLN.
Namun demi menghindari konflik sosial yang berkepanjangan, Bhimasena meminta bantuan Pemerintah karena kondisi saat ini sudah berada di luar kemampuan pihaknya untuk menyelesaikan.
Pemerintah Pusat, melalui Menteri Koordinator Perekonomian Chaerul Tandjung sebelumnya sudah mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan.
"Dengan pendampingan dari pemerintah pusat dan daerah kami berharap penundaan proyek ini bisa cepat dilanjutkan demi kepentingan masyarakat di Jawa Tengah khususnya, dan demi menjaga iklim usaha yang positif secara nasional." tulis pernyataan resmi Bhimasena.
Hal ini mengingat proyek PLTU di Jawa Tengah yang bernilai US$ 4 milyar ini sangat strategis untuk memenuhi dan mengantisipasi kekurangan kebutuhan listrik rumah tangga dan industri di Jawa Tengah.
Proyek PLTU Jateng adalah hasil kerjasama pemerintah dan pihak swasta yang dimulai pada tanggal 6 Oktober 2011 di mana Bhimasena mengumumkan penandatanganan kontrak pembelian listrik jangka panjang antara konsorsium Bhimasena dengan PLN.
Perjanjian tersebut (Long Term Power Purchase Agreement/PPA) menyatakan bahwa Bhimasena akan membangun PLTU Jateng dengan kapasitas 2.000 MW untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik PLN selama 25 tahun ke depan. (Pew/Gdn)
Kondisi Force Majeure, Bhimasena Tunda Pembangunan PLTU Jateng
proyek PLTU di Jawa Tengah yang bernilai US$ 4 milyar dengan kapasitas 2.000 MW.
diperbarui 07 Jul 2014, 19:45 WIBDiterbitkan 07 Jul 2014, 19:45 WIB
Citizen6, Tangerang: Gardu Induk Lontar ke Gardu Induk Tangerang Baru yang menyalurkan tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Banten 3 x 315 MW dan mampu memasok listrik sekitar 300 MW ke daerah Jakarta. (Pengirim: Agus Trimukti)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bolehkah Terima Amplop Serangan Fajar Pilkada 2024? Buya Yahya Menjawab
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Barcelona vs Brest, Sparta Praha vs Atletico Madrid
Menjaga Kedamaian Pilkada 2024, Bukan Hanya soal Amankan Daerah yang Rawan
Link Live Streaming Liga Champions di Vidio, Rabu 27 November 2024: Sporting CP vs Arsenal, Manchester City vs Feyenoord
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Slovan Bratislava vs AC Milan, Inter Milan vs RB Leipzig
3 Pemain yang Wajib Direkrut Ruben Amorim buat Tambal Kelemahan Manchester United
Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia
7.125 Personel Gabungan Siap Amankan Pilkada Serentak di Lamongan
Sehari Jelang Pencoblosan, KPUD Garut Musnahkan Ratusan Surat Suara Pilkada 2024 yang Rusak
Hujan Diprediksi Guyur Lampung Saat Pilkada 2024, BMKG Minta Warga Waspada
Guru Madrasah Diserempet Mobil dan Ditembak Airsoft Gun di Jepara, Apa Motif Pelaku?
Penyelamatan Dramatis Pria di Bogor Terjebak Banjir di Atap Rumah