Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan aturan pembatasan kuota penjualan solar oleh Badan Pengaturan Hilir Migas (BPH Migas) merupakan salah satu kebijakan paling rasional untuk menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi saat ini. Pasalnya, masa pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono hanya tersisa empat bulan.
Menteri Keuangan, Chatib Basri menyatakan, pemerintah telah memperkirakan volume BBM subsidi tahun ini sebanyak 46 juta kiloliter (KL) akan jebol. Sehingga perlu dilakukan berbagai upaya agar kuota BBM subsidi tetap berada dalam patokan pemerintah dan Badan Anggaran DPR.
"Bukan masalah soal efektif, terpenting sampai dengan akhir tahun ini harus 46 juta KL, nggak boleh lebih. Karena waktu di DPR saya bilang, ini nanti lebih loh dan jika lebih, pemerintah baru bakal repot," tegas dia saat ditemui usai Halal Bihalal di kantornya, Jakarta, Senin (4/8/2014).
Dari prediksi tersebut, Chatib mengatakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral langsung mengambil langkah dan berlanjut dengan aturan BPH Migas melakukan pembatasan supaya tak melampaui kuota.
"Nah ini konsekuensinya, habis mau (cara) apa lagi. Kita butuh penurunan sampai 46 juta KL itu empat bulan lagi. Jadi kalau mau bikin kebijakan, jangan pernah berpikir yang panjang. Kalau butuhnya empat bulan, ya buat kebijakan yang empat bulan bisa jalan, jadi dibatasin deh," terangnya.
Terkait kebijakan penurunan CC kendaraan bermotor, menurut dia, butuh waktu lama untuk merealisasikannya. Sebab perlu ada kajian, penerbitan aturan baru, sampai berapa lama dampaknya. Selain itu, dengan kebijakan tersebut, seseorang harus membeli kendaraan anyar terlebih dahulu.
"Kalau begini nanti keluarnya Januari. Udah lewat dong kan kita butuhnya 31 Desember ini nggak boleh lebih dari 46 juta KL. Jadi bagaimana caranya, terserah Kementerian ESDM," tutur Chatib. Â
Dia mengaku, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan solar lantaran pertumbuhan konsumsi BBM subsidi jenis tersebut cukup besar. "Pertumbuhannya (konsumsi) solar paling tinggi," ucapnya.
Chatib kembali mengusulkan kenaikan harga untuk menekan konsumsi BBM subsidi. Namun dia tak berani memastikan kapan penyesuaian harga itu dapat diterapkan.
"Salah satunya ya itu (menaikkan harga BBM subsidi). Makanya saya selalu bahas soal itu. Tapi saya nggak tahu kapan. Nanti lihat saja," pungkas dia. (Fik/Ahm)
Pembatasan Solar Bersubsidi Jadi Pilihan Terakhir Pemerintah?
Pertumbuhan konsumsi solar paling tinggi membuat pemerintah membatasi penyaluran solar bersubsidi untuk menjaga kuota BBM hingga akhir 2014.
Diperbarui 04 Agu 2014, 13:10 WIBDiterbitkan 04 Agu 2014, 13:10 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
KPK Ungkap Motor Royal Enfield Terdaftar Bukan Atas Nama Ridwan Kamil
Diduga Jadi Korban Fitnah, WN Australia Kirim Surat ke Presiden RI
Mengenal Basilika Santa Maria Maggiore Akan Jadi Tempat Peristirahatan Paus Fransiskus
Top 7 Most Dangerous Zodiac Signs: Unveiling Astrology's Dark Side
6 Pesona Luna Maya Pakai Hijab, Penampilannya Semakin Anggun dan Tetap Modis
Film Animasi Jumbo Pecah Rekor, Momen Kebangkitan Sinema Anak Indonesia?
Manchester United Dapat Senjata Tambahan di Momen Krusial
Kerik Gigi Suku Mentawai, Ritual Kecantikan yang Menahan Sakit
Lonjakan Pendaftar PPSU, Cermin Sulitnya Cari Kerja?
KPK Sita Mobil Ridwan Kamil Terkait Kasus Dugaan Korupsi BJB
UNTR Tebar Dividen Final Rp 1.484 per Saham, Catat Tanggal Pembayarannya
343 TPA Ditutup, Pakar UGM Ingatkan Kesadaran Baru Pengelolaan Sampah