Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai janji Presiden terpilih versi real count, Joko Widodo (Jokowi) untuk menciptakan satu juta hektare (ha) lahan sawah baru di luar Jawa dan memperbaiki jaringan irigasi sangat tergantung dua hal, yakni anggaran dan waktu.
Ini disampaikan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono yang memotret visi misi dua calon Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto di sektor pertanian sejak debat dan kampanye beberapa bulan lalu.
"Mereka memang memakai data BPS untuk membuat program seperti memberbaiki irigasi rusak dan jaringan irigasi di tiga juta ha sawah dan membuka 1 juta sawah baru di luar Jawa," paparnya di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Program atau kebijakan tersebut merupakan visi misi dari pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla yang memenangkan pemilihan umum dan menjadi Presiden terpilih dari hasil keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Namun Adi menilai, realisasi program tersebut membutuhkan waktu cukup panjang, bukan instan. Hal ini merujuk pada pengalaman pemerintahan tahun-tahun sebelumnya.
"Di pemerintahan yang sudah-sudah ada program membangun waduk atau irigasi begitu banyak tapi perlu waktu lama, karena menggunakan lahan penduduk. Ini yang harus diperhatikan pemerintah mendatang," tuturnya.
Dia menyebut faktor lain yang akan mempengaruhi keberhasilan rencana Jokowi membangun dan perbaikan irigasi, waduk, serta membuka sawah baru di masa pemerintahannya adalah anggaran.
"Internal pemerintah terkait anggaran. Apakah bisa dilakukan dari penerimaan pemerintah seperti pajak atau lainnya untuk membiayai program tersebut," papar Adi.
Dirinya mengaku, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum terus meningkatkan alokasi anggaran untuk perbaikan irigasi, merevitalisasi waduk, membangun infrastruktur irigasi, maupun menggarap jutaan sawah baru. "Jadi intinya semua itu bisa terjadi tergantung jangka waktu dan ketersediaan anggaran," tandas dia. (Fik/Nrm)
Mau Buka 1 Juta Ha Sawah Baru, Jokowi Harus Perhatikan Dua Hal
Realisasi program tersebut membutuhkan waktu cukup panjang, bukan instan. Hal ini merujuk pada pengalaman pemerintahan sebelumnya.
Diperbarui 12 Agu 2014, 13:28 WIBDiterbitkan 12 Agu 2014, 13:28 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Hari Ini Selasa 15 April 2025: Siang Jabodetabek Seluruhnya Akan Diguyur Hujan
Sadis, Segini Tenaga dan Harga Mobil Mewah Sitaan Kejagung di Kasus Suap PN Jakpus
Resep Capcay Goreng ala Pasar Tradisional yang Sedap
Libur Panjang Lebaran Usai, Ini 5 Trik Biar Tak Malas Kembali Bekerja
Banjir Hoki, Ini 5 Shio Paling Beruntung di Tanggal 15 April 2025 Menurut Feng Shui
Saham Apple dan Nvidia Melejit
Perang Dagang Berkobar, Harga Bitcoin Bisa Tembus Berapa?
Gedung Minahasa Raad, Saksi Bisu Jejak Perjuangan Rakyat Manado dan Minahasa
15 April 1912: Lahirnya Kim Il Sung, Bapak Pendiri Korea Utara
Hasil LaLiga: Hajar Valladolid 4 Gol, Atletico Madrid Pepet Real Madrid dan Barcelona
Polri Kirim Pasukan Misi Perdamaian PBB di Afrika Tengah
Di Balik Hobi Gus Iqdam Mencari Janda dalam Setiap Pengajian, Ada Apa Gus?