BPS Sebut Kelangkaan BBM Subsidi Tak Pengaruhi Inflasi‎ Agustus

Tidak berpengaruhnya kelangkaan BBM tersebut ke inflasi dibuktikan oleh Suryamin dengan tidak terjadinya lonjakan harga barang pokok.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Sep 2014, 14:23 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2014, 14:23 WIB
Kepala BPS Suryamin

Liputan6.com, Jakarta - ‎Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang terjadi di akhir bulan kemarin tidak berpengaruh kepada angka inflasi Agustus yang berada di level 0,47 persen.

"Pembatasan BBM di bulan Agustus tidak terlalu besar ke inflasi, karena belum semua orang terkena, masih bisa nguber ke SPBU yang tidak dibatasi," kata Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Senin (1/9/2014).

Tidak berpengaruhnya kelangkaan BBM tersebut ke inflasi dibuktikan oleh Suryamin dengan tidak terjadinya lonjakan harga barang pokok dan harga bahan pangan di pasar-pasar tradisional.

"‎Kalau nanti misal atau dinaikkan harganya pasti akan berpengaruh, dan lagi Agustus itu kan terjadinya di sebagian waktu," tegasnya.

Suryamin menambahkan, kelangkaan BBM baru akan berdampak ke inflasi jika pembatasan BBM oleh PT Pertamina (Persero) dilakukan sejak awal bulan atau tengah bulan.

‎Seperti diketahui, angka Inflasi untuk bulan Agustus sebesar 0,47 persen, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,93 persen. Inflasi pada Agustus 2014 ini merupakan inflasi terendah pada bulan Agustus dalam delapan tahun terakhir.

Menurut Suryamin, harga berbagai komoditas pada Agustus 2014 secara umum menunjukkan adanya kenaikan dan memicu inflasi. Kenaikan harga tersebut ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 0,36 persen kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,52 persen.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar berkontribusi terhadap inflasi 0,73 persen, kelompok sandang 0,23 persen, kelompok kesehatan 0,33 persen, serta kelompok  pendidikan, rekreasi, dan olah raga 1,58 persen.‎ (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya