Harga BBM Naik, Jokowi Bisa Banyak Bangun Infrastruktur

Kenaikan harga BBM subsidi bisa menghemat anggaran negara Rp 170 triliun. Dana itu bisa dipakai untuk membangun proyek infrastruktur.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Sep 2014, 17:15 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2014, 17:15 WIB
SPBU dengan Pelayanan Mandiri 1

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintahan baru di bawah kepimpinan Joko Widodo (Jokowi) bakal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014. Kenaikan itu pemerintahan Jokowi bisa membangun banyak proyek infrastruktur.

Pasalnya, kenaikan harga BBM subsidi bisa menghemat subsidi BBM di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar US$ 14 miliar atau setara Rp 170,38 triliun (kurs: Rp 12.710 per US$).

Angka penghematan ini akan meningkat menjadi US$ 20 miliar pada tahun kedua dan menjadi US$ 60 miliar pada 2018.

"Pada tahun ketiga pemerintahan Jokowi-JK bisa hemat US$ 50-60 miliar dari BBM," papar Anggota Dewan Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK, Luhut Panjaitan, di kantor BPPT, Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Menurut Luhut, penghematan mencapai US$ 60 miliar sampai 2018 bisa dialihkan ke pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

"Pemotongan subsidi bisa dialihkan ke dana infrastruktur dan pendidikan," tuturnya.

Luhut menambahkan, jika penghematan dari kenaikan harga BBM subsidi tersebut dapat direalisasikan maka Indonesia bisa membangun infrastruktur apa saja, seperti jembatan.

"Kalau kita punya US$ 60 miliar pada 2018, apa saja bisa dibangun. Kalau uang swasta masuk 60 persen, jangankan Jembatan Selat Sunda, jembatan apa saja bisa kita bangun," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya